Perubahan Sosial Perkotaan Dari Pemikiran Louis Wirth

2/21/2018

Perubahan sosial akhir-akhir ini dipengaruhi arus urbanisasi yang kuat, dimana kota sebagai pemukiman dan diuraikan oleh para sosiolog dengan berbagai perubahan sosial akhir - akhir ini dipengaruhi oleh para sosiolog dengan berbagai teorinya.

Dalam karangannya Urbanism as a way of life, Louis Wirth yang merumuskan kota sebagai pemukiman yang relative besar, padat dan permanen dengan penduduk yang heterogen kedudukan sosialnya.

Dalam hal ini, dapat dilihat pokok-pokok yang dibicarakan oleg Wirth meliputi kedangkalan interaksi individu, anomi (tak mengenal norma) serta prespektif penelaahan urbanisasi termasuk pada struktur fisik kota, susunan ekologis dan factor-faktor lain.

Sebagai struktur sosial, urbanisme menggantikan hubungan primer di pedesaan dengan yang sekunder. Akibatnya, di kota ikatan lemah, gotong royong menipis dan solidaritas goyah.

Pembahasan Urbanisme yang dibahas oleh Louis Wirth menyangkut masalah tata kehidupan kota, yang ditentukan oleh komponen-komponen yang ada dalam definisi, besarnya kepadatannya dan heterogenitasnya.

Dalam hal ini, Wirth berusaha menyusun sebuah model dari tata kehidupan kota. Dengan bertolak pada cirri kota, yaitu besarnya kepadatan penduduk, dan heterogenitasnya ia menyampaikan sebuah pendirian tentang sifat-sifat hubungan sosial dalam konteks kekotaan.

Baca Juga :
Wirth melihat bahwa kota dapat berdampak pada kemerosotan moral dari berbagai hal ini dan proses kewajaran urbanisme sebagai bentuk transformasi masyarakat. Kota mempunyai pusat, yaitu pinggiran dan wilayah antara yang merupakan daerah pemukiman tertentu.

Kehidupan kota mendorong spesialisasi kemajuan teknologi, dan ilmu pengetahuan. Masyarakat kota sebagai sistem dinamis, berarti bahwa disitu dimungkinkan terjadinya perubahan yang terus menerus dan bermakna bagi masyarakat. Hal itu, tentunya dapat dilihat dari proses urbanisasi, industrialisasi, dan modernisasi.

Keberanekaan dan kerumitan ini melanyapkan cara berpikir seerhana pada manusia kota. Mereka dihinggapi sifat cosmopolitan yang bukan hanya berusaha beradaptasi terhadap kesempatan-kesempatan, tetapi juga terhadap sesamanya yang berlainan keterampilan, nilai dan latar belakang kulturnya. Selain menciptakan kelas sosial yang baru, kota juga memberikan dorongan bagi berkembangnya intelegensi.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close