Sejarah Tionghoa : Etnisitas KeTionghoa"an Lokal Dalam Suatu Budaya

11/16/2018


Dengan Memahami keberagaman terhadap etnik, maka suatu pandangan mengenai peranakan mengacu pada keturunan Tionghoa yang telah banyak mengadopsi kebudayaan lokal dan sudah tidak berorientasi secara kuat dengan kebudayaan Tiongkok. Sementara istilah Totok mengacu pada keturunan Tionghoa yang masih memegang teguh kebanyakan aspek kebudayaan Tionghoa.

Suatu pandangan mengenai Etnis Tionghoa merupakan salah satu kelompok etnis yang paling beragam di Indonesia. Dengan jumlah 2.832.510 jiwa, maka angka tersebut mengindikasikan keberagaman identitas kebudayaan yang kompleks, seperti yang dikemukakan oleh Suryadinata (2007) dan turut dilipatgandakan oleh kebudayaan lokal (Coppel 1994).
Diantara keanekaragamannya inilah, terdapat klasifikasi yang paling umum untuk membagi etnis Tionghoa, berdasarkan tingkat asimilasi dengan kebudayaan pribumi, antara lain “peranakan” dan “totok” (Suryadinata 1997). Maka, suatu konsep etnistas pada suatu masyarakat yang lebih khusus dapat dipahami berdasarkan kebudayaan mereka secara langsung.


Ketika sebuah istilah apapun yang berhubungan dengan “ke-Tionghoa-an”. Maka, dengan melalui proses panjang yang disebabkan oleh berbagai perubahan politik dan sosial, mereka memilih untuk mengidentifikasi diri, dan bahkan bangga sebagai Cina Benteng.

Dengan suatu adanya istilah yang mendekatkan mereka pada kebudayaan Tionghoa Peranakan (penilaian ini adalah berdasarkan subyektivitas informan). Maka, bagaimanakah fenomena ini dijelaskan dengan konsep identitas etnis? Sebab anggota komunitas ini seakan-akan diberhentikan dalam proses mereka menjadi pribumi, serta “di-Tionghoa-kan” dan “mengTionghoa-kan” diri mereka dengan adanya perubahan sosial yang terjadi di sekitarnya.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close