Hubungan Timbal Balik Antara Sistem Ekonomi Dan Sistem Sosial

11/18/2017

Sistem ekonomi “pertanian” Secara umum berkaitan dengan penggunaan teknologi modern dan ekonomi uang. Pada masyarakat petani yang belum menggunakan teknologi modern dan belum komersial, dalam hal ini pertanian akan ditandai dengan hubungan-hubungan yang akrab, serba informal, serta permisif.Ciri tersebut pada hakikatnya merupakan akibat dari kegiatan produksi pertanian yang menuntut para petani untuk saling bekerjasama. 

Dalam hal ini, menurut Emile Durkheim disebut solidaritas mekanik . Solidaritas mekanik adalah solidaritas yang terbentuk karena adanya kesamaan-kesamaan antarwarganya. Gotong royong misalnya, didasarkan atas gotong-royong ini menjadi semakin luntur seiring dengan semakin meningkat nya penggunaan teknologi modern dan komersialisasi dalam bidang pertanian. 

Hal ini, dapat dimengerti karena teknologi dan cara-cara modern cendrung mengurangi jumlah manusia. Tetapi, jika hal itu menjadi salah satu bagian dari sebuah mekanisme, ada akibat yang membuat hubungan-hubungan tersebut hilang, dan mempengaruhi system sosial.

@copyright:images:google.com
Mungkin yang dapat dipahami dalam tipe struktur pertanian yang dikemukan oleh Frithjof, anda dapat membayangkan adanya perbedaan-perbedaan pengaruh corak kehidupan masyarakatnya. Misalnya dengang system ladang berpindah akan cendrung menciptakan suatu masyarakat petani yang sangat bersahaja.

Tipe ini bisa dipahami dalam pertanian kapitalistik dan sosialistik tentu akan cendrung menciptakan masyarakat petani yang maju dan modern. Tipe pertanian ini, biasa menyingkapi pertanian sebagai way of life atau yang biasa disebut peasant.

Petani pra-kapitalistik yang belum komersial menyikapi pertanian sebagai way of life , dan menurut Ralph Linton, yang merupakan seorang antropolog yang terkenal, Way of life tidak lain, adalah kebudayaan. Maka, bila pertanian sebagai suatu kebudayaan maka pertanian bukan sebagai mata pencaharian melainkan menyangkut totalitas kehidupannya. Inti dari kebudayaan tradisional dan peasan adalah subsistensi dan tradisionalisme.

Dalam hal ini, subsistensi dan tradisionalisme inilah sering ditunjuk sebagai factor penghambat terlaksananya proses modernisasi pertanian dikalangan masyarakat Desa. Jika dilihat dari kebiasaan masyarakat Desa, dalam hubungan antar satu dengan lainnya terbiasa menggunakan rasionalitas sosial (social rationality). Rasioanlitas sosial berlandasakan norma-norma sosial, termasuk adat-istiadat atau tradisi.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close