Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai gerak dan dinamika. Dengan membayangkan pola kebudayaan masyarakat Desa itu tidak pernah berubah dan selalu berorisntasi pada masa lalu (the past) sehingga popular dengan sebutan masyarakat tradisonal. Pola kebudayaan Tradisional Desa, tentunya tidak lepas dari proses perubahan.
Keberadaan pola kebudayaan tradisional masyarakat Desa yang ditentukan oleh beberapa persyaratan, dimana ada tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap alam, kemudian tingkat teknologi yang rendah sehingga tidak memiliki kemampuan untuk menguasai alam, serta sistem produksi pertanian yang hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tidak untuk tujuan mencari untung lewat transaksi jual-beli.
Baca Juga :
Jika pola tersebut tidak diperhatikan dengan baik, maka keberadaan pola kebudayaan tradisional Desa juga akan memudar. Suatu masyarakat Desa telah tidak terlalu tergantung lagi pada alam karena terdapat sejumlah pilihan nonpertanian, tingkat teknologinya yang telah maju.Di Era globalisasi sekarang ini, tentu sulit sekali untuk mendapatkan suatu Desa yang memenuhi persyaratan untuk adanya pola kebudayaan tradisional, kemudian era globalisasi adalah era yang ditandai oleh proses transparansi.
Transparan dalam hal ini, tembus pandang dan ini berarti bahwa seperti dikatakan Ohmae-dunia yang seolah menjadi tanpa batas, tidak ada lagi batas-batas dan masih tetap ada namun tidak sekaku dan setegas seperti dulu sebelum era globalisasi.
Ketika era globalisasi muncul dan sistem ekonomi telah menjadi sistem dunia, dan tentunya dengan sistem kapitalisme modern sebagai inti sistem.
Dengan adanya proses transparansi yang diawali oleh mengglobalnya sistem ekonomi itu telah menembus dan menbentuk wilayah. Tetapi, dengan adanya media komunikasi dalam hal ini Desa semakin terbuka pada masayarakat Desa. Yang perlu dipahami bahwa dengan pengaruh globalisasi akan mengubah pola kebudayaan masyarakat Desa yang semula tradisional. Nah, dalam hal ini sistem gotong royong merupakan salah satu solusi dalam membagun Desa.
0 comments