Bagaimana Kebiadaban Orang Batak Ketika Bekerja Secara Budaya Dan Agama

3/22/2021

Bila dibahas kembali mengenai kebiadaban orang Batak di Kalimantan Barat, akan tampak pada marga Sihombing (Silaban), Marpaung. Dan Siregar (PDI Perjuangan), Orang Melayu, dan Orang Jawa,  serta orang Dayak (Golkar), (Demokrat), kader masing-masing adalah orang gereja Katolik, dan Kristen yang kini berlindung pada aspek pendidikan dan kesehatan di Kalimantan Barat, Jawa, bahkan Sumatera.

Bagaimana masyarakat hidup, apakah sesuai dengan dugaan terhadap aksi perebutan kekuasaan. Yang dapat diperoleh dari orang tersebut adalah, untuk mengakses sumber ekonomi di masyarakat, dengan berbagai hal dasar masyarakat.

Dengan memahami tenaga medis yang mereka lakukan, hendaknya sudah dipahami dengan berbagai wilayah khususnya di Indonesia, apa yang bisa diperoleh dari hal ini terutama orang Tionghoa yang ikut berkoalisi dalam pembangunan pendidikan dan kesehatan di Kalimantan, bagaimana mereka memahami berbagai pelayanan mereka pada bidang itu.

Mereka rata-rata dapat diketahui dengan aspek pendidikan dan kesehatan yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan harapan tentunya. Birokrasi itu mereka bangun dalam aspek pendidikan dan kesehatan yang mereka dapatkan dengan berbagai perubahan sosial yang dihasilkan.

Bagaimana, hal ini, melibatkan berbagai aspek pendidikan dasar dari ketiadaan masyarakat terhadap masing-masing integritas mereka terhadap sosial budaya mereka di masyarakat. Politik seksualitas yang diciptakan oleh masyarakat Orang Batak, dan  Orang Jawa, telah di ketahui dengan berbagai aspek budaya ekonomi yang mereka bangun.

Untuk diketahui bahwa berbagai pemahaman dengan aspek sosial budaya akan diketahui dengan dinamika sosial mereka di masyarakat.

Pekerjaan Apa Yang Mereka Peroleh ?

Pendidikan dan kesehatan bagian dari solusi mereka terhadap perubahan ekonomi di masyarakat, hal ini tidak lepas dari berbagai dukungan dan partai politik pengusung mereka, yang layaknya dapat diketahui dengan aspek kepentingan.

Bagaimana pendidikan terhadap anak-anak mereka dalam suatu kehidupan, hal ini tampak dengan mengakses ekonomi politik pada masyarakat, gereja, dan dimana mereka berada. Untuk memahami hal ini, apakah sudah sesuai dengan ajaran agama yang mereka pimpin.

Dengan demikian, berbagai aspek kehidupan sosial budaya yang tampak dengan Orang Batak, dan Orang Jawa, maka mereka berpindah agama ketika kebutuhan ekonomi dan budaya menuntun mereka untuk seperti itu.

Tidak lepas dari pemahaman sosial yang dapat diterima dengan kondisi sosial budaya yang layaknya dipahami dengan aspek budaya yang menekuni mereka dimasing-masing agama di Indonesia. Dengan berbagai kesesatan berpikir terhadap pemahaman agama, telah menjadi cermin atas berbagai aspek kondisi sosial dan budaya mereka di masyarakat.

Ketika kondisi agama menjadi bagian untuk mengakses ekonomi dalam suatu pemerintahan sebut saja, pada Orang Batak Silaban (Sihombing), dan Orang Dayak akan diketahui dengan ketidaktaatan mereka terhadap agama Kristen dan Katolik sebagai symbol kehidupan mereka di masyarakat. 

Maka  pendekatan yang mereka lakukan adalah pada aspek kesukuan, yaitu budaya. Sistem politik di Indonesia memiliki berbagai ragam suku, dan budaya yang hendak dipahami sebagai bagian dari pluralism, dan multikulturalisme yang bangun terhadap berbagai aspek perbedaan.

Ketika masa politik akan berakhir, politik seksualitas menjadi pilihan sebagai pendetan terhadap berbagai aspek perbedaan partai, kemudiaan beralih kelebih serius, itu yang diterapkan pada suku batak  atau dipahami sebagai perompak Sihombing (Silaban), dan otaknya adalah Marpaung (Orang Jawa), Siregar, dan Orang Melayu. 

Itu strategi politik seksualitas yang amat rendah ini menjadi pandangan terhadap persoalan politik di Kalimantan Barat. Kemandirian ekonomi kreatif akan cocok bagi mereka untuk diterapkan, hanya sebagai bagian dari aspek yang penting dalam membangun Ekonomi Rakyat.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close