Pontianak 2008 - 11, Pembangunan Budaya Infrastruktur dan Manusia

9/07/2021

Berkeliling sejenak, tampak pembangunan kota Pontianak, infrastruktur yang dibangunan dari kehidupan kota di masyarakat yang hendak dipahami dengan adanya sistem ekonomi di masyarakat kota, khususnya orang Tionghoa yang hidup sudah lamanya di kota Pontianak ini.

Pembangunan yang beralaskan fungsi tradisional sebelumnya, kini lebih baik kembali dengan pengetahuan terhadap berbagai kebutuhan kota seperti urbanisasi, dimulai dari taman kota, pelabuhan, pertokoan yang merupakan hasil dari barang datang Negara lainnya.

Ketika dipelajari bahwa masyarakat kota Pontianak, akan tampak dengan kebiadaban mereka, terhadap aspek kehidupan dan genetika dihasilkan, selain pembangunan infrastruktur yang jelas bagaimana mereka hidup, dan memperolehnya sebagai kelas pekerja, pedagang, petani dengan hasil ekonomi, budaya yang diperoleh.

Hal ini dapat dijelaskan bagaimana mereka hidup dengan pembangunan manusia, baik itu sebagai dokter dari hasil kebudayaan mereka yaitu makan orang (Batak – Jawa), sistem ekonomi, dan genetika dihasilkan dari pembangunan manusia, selayaknya menyadari adanya agama dalam kehidupan mereka, serta aspek budaya yang melekat pada diri mereka sendiri.

Sementara itu, suatu budaya muncul dengan adanya kehidupan mereka sebagai manusia biadab itu benar dengan adanya kesadaran pada jiwa mereka terhadap kesengajaan antar suku Batak – Jawa – Dayak, dan Tionghoa selama hidup di Kota Pontianak, dan DKI Jakarta.

Suatu pembangunan manusia dalam kehidupan konfusiesme pelanggaran terhadap moral dan nilai menjadikan mereka pintar untuk berasimilasi secara budaya, guna mendapatkan pendidikan serta moral dan nilai-nilai dalam ajaran agama Katolik. Hal ini layak diketahui bagaimana mereka hidup sebagai budaya mereka dan tinggal terhadap pembangunan manusia yang busuk.

Kesengajaan itu muncul dengan adanya budaya yang melekat pada orang Indonesia, jelas sekali bagaimana mereka hidup dengan kondisi kelas sosial mereka berada, guna mendapatkan pengakuan dalam ruang publick di masyarakat, tentang siapa mereka ?.

Suatu kesadaran untuk para suku Batak tentunya di Indonesia, dengan budaya dan ornamen  yang terlekat pada mereka dalam menerapkan dari hasil pembangunan ekonomi politik dan budaya mereka sebagai manusia, seperti pajak, jelas bagaimana perolehannya 1800-2011.

 

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close