Konflik Agama, Kehidupan Ekonomi Budaya Abad 21

1/27/2022

Apa yang bisa dipelajari dari persoalan hukum di masyarakat, akan lekat dengan kebrutalan mereka, dan dibatasi oleh Indonesia. Hal ini menjelaskan bagaimana mereka hidup di masyarakat, dengan sistem ekonomi mereka terima, dan hidup di masyarakat Indonesia.

Melalui asimilasi budaya, dan kekotoran hidup mereka pada sistem ekonomi telah menjelaskan berbagai hal terkait kekerasan, konflik seksualitas, dan kehidupan mereka terhadap aparat yang mesti dihukum. Terutama orang Batak - Tionghoa - Jawa pada masa abad 21, Berlindung dibalik tembok gereja Katolik – Protestan - Islam menjelaskan hal ini.’

Perusak profesi dari hasil seksualitas, dan kepentingan ekonomi, pendidikan, dan budaya mereka di masyarakat Kalimantan Barat. Budaya, dalam hal ini menjelaskan bagaimana mereka hidup pada agama Budha dan Katolik, telah benar diketahui djan – bong di Pontianak, dengan permainan kotor mereka secara kolektif.

Kejadian seperti itu menarik perhatian di Indonesia, khususnya Kalimantan Barat, sebagai petugas partai PDI Perjuangan. Hasil Seksualitas, dengan bekerja telanjang yang brutal Sihombing  - Marpaung tidak memiliki malu mengenai siapa mereka dimulai, di masyarakat telah menjelaskan sistem ekonomi, dan pendidikan mereka secara utuh, hasil dari hidup seksualitas menjijikan dalam hal ini, dan enggan bekerja.

Ketika hal ini dipahami, bagaimana budaya mereka terhadap agama, maka lekat pada kehidupan seksualitas  - pendidikan, yang direncanakan guna bertahan hidup, dan ketidakgunaan mereka dalam rumah tangga. Di RT 003 misalnya (rumah militer, tetangga) dalam hal ini, menjelaskan bagaimana aktivitas mereka di masyarakat, dan dilingkungan gereja.

Hal ini, dipahami bagaimana kejujuran mereka ketika bekerja, dan berpendidikan, dan bertutur kata. Dengan begitu, hal ini menjelaskan bagaimana konflik sosial, etnik, dalam lingkungan terkecil dapat dipahami dengan kekerasaan yang dilakukan, pada aspek ekonomi.

Tidak lepas dari kekerasan seperti kitab yang menjadikan batasan mereka di Indonesia. Bahwa mereka hidup dengan cara kitab suci, tetapi brutal dalam bertahan hidup ketika di masa lalu. Hal ini dipahami, bahwa ketidakberdayaan mereka sebetulnya, melalui berbagai rencana kekerasan, kepentingan  ekonomi, budaya dan agama di lokal, Indonesia.

Guna melangengkan kekuasaan, mereka menggunakan berbagai hal terkait mata pencaharian, upah kerja yang minim, dan kehidupan ekonomi politik partai yang diterapkan masing-masing suku di lokal Indonesia.

Tembok agama dapat menjelaskan berbagai konflik sosial yang mereka buat, dan ketidaksenangan mereka dalam kehidupan ekonomi dan budaya. Bagaimana hukum di Indonesia dalam melihat persoalan ini ? revolusi kekerasan pada tahun 2000 - 2017. 

Ketidaksuksesan mereka hidup di masyarakat, pendidikan, dan Negara menjelaskan hal ini terhadap persaingan global yang mereka terima di Kalimantan, Indonesia. Tembok Agama  dan kesehatan, serta pendidikan bahwa mereka baik hasil asimilasi budaya dan agama di Jawa - Kalimantan, menjelaskan dalam hal ini berbagai aktivitas budaya agama mereka di masyarakat.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close