Tokoh Agama, Budaya Dan Kebiadaban Non Manusia

2/07/2022

Indonesia, kehidupan pada pendidikan menjadi awal dari karakter bangsa, dan tokoh agama  yang berlangsung berdasarkan ajaran gereja. Hal ini tidak lepas dari persoalan suatu masyarakat, dalam ruang etnik, ras, dan agama yang berada pada manusia atau binatang itu.

Kehidupan agama yang menyimpang pada agama Protestan tampak pada sistem pendidikan, budaya dan mata pencaharian mereka selama hidup di berbagai wilayah, terutama di Pontianak. Etika dan moralitas tiada ada, begitu juga yang terjadi pada tahun 1930an.

Moralitas dan etika dari kedua orang tua tidak ada, dan begitu menjijikan pada anak-anak mereka, di Pontianak. Tidak memiliki budaya dan agama yang melekat pada mereka, begitu juga koloketifitas tokoh agama, baik itu ustad, pastor, pendeta dan suster di Pontianak, pada sistem pendidikan.

Kehidupan sosial, budaya dan agama yang hidup pada masyarakat yang memiliki ragam, toleransi telah menjadi pembelajaran saya terhadap budaya di sini. Pada tahun ini juga, akan berbeda bagaimana kehidupan binatang pada mata pencaharian mereka, terutama pendidik, dan tenaga medis.

Itu adalah situasi kehidupan sosial masyarakat disini, terutama Tionghoa - Batak – Jawa dan Dayak, moralitas dan etika dalam beragama tentunya berkurang. Persoalan yang memang berada pada kondisi masyarakat yang bertepat pada kepentingan ekonomi budaya menjelaskan hal ini di Pontianak - Jakarta.

Temuan itu akan muncul berbagai konflik sosial yang terjadi, baik itu disengaja dan tidak nantinya, Hal ini yang menjelaskan berbagai aspek kehidupan sosial politik di masyarakat, pada setiap pesta demokrasi berlangsung di Indonesia terutama PDI Perjuangan, dan tokoh politik itu.

Budaya massa dan agama menjadi bagian penting dalam melihat setiap manusia yang berada pada kondisi sosial politik, terutama yang berdampak setiap informasi, budaya, dan karakteristik masyarakat menurut pandangan sosiologis, dengan berbagai peraih kelas sosial, seksualitas, budaya dan agama yang melekat pada sumber ekonomi politik perkotaan.

Hal ini menjelaskan adanya penyimpangan, konflik sosial, rencana dan lainnya yang berdampak pada hilangnya akal manusia, serta agama yang belum bisa mendidik mereka dalam setiap budaya berlangsung. 

Ketika hal ini penting dalam melihat kondisi ekonomi politik saat ini, maka jelas berbagai persoalan sosial terjadi dengan alasan persaingan kelas sosial dalam suatu etnik, baik itu di sengaja dan tidak pada tahun 2008 di Pontianak.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close