Indonesia, Budaya Tionghoa lekat dengan budaya masyarakat yang ada pada kehidupan budaya lokal yang menjadi aspek penting dalam melihat berbagai persoalan sosial dan gaya hidup mereka di masyarakat hingga saat ini.
Ketika penting dalam melihat berbagai apa yang mereka punyai dan
dapatkan hendaknya digunakan bagaimana mereka hidup dengan persoalan manusia
sebagai orang Indonesia, dengan kepentingan ekonomi dan seksualitas mereka
sebagai kelas sosial yang rendah sebelumnya.
Masyarakat pluralisme akan tampak dengan dinamika budaya yang
melekat pada budaya mereka sebelumnya di masyarakat. Hendak dikata mereka hidup
berdasarkan masyarakat yang memiliki utang, dan kehidupan numpang hidup dan
bertahan hidup terhadap pembangunan ekonomi yang melekat pada kebudayaan lokal
hingga saat ini.
Hingga saat ini, akan tampak dengan masyarakat pluralisme yang
memahami agama dan budaya, kesengajaan atau tidaknya konflik yang dibuat adalah
suatu kejailan kehidupan sosial budaya mereka di masyarakat hingga saat ini
terjadi.
Ketika memahami agama akan tampak kepentingan ekonomi politik,
dalams suatu masyarakat berbudaya, baik itu berbagai hal terkait manusia dengan
masalah persoalan masyarakat lokal yang melekat pada masyarakat yang hidup
dengan kepentingan budaya hingga saat ini.
Kehidupan sosial dengan aspek bertahan hidup saling mengigit
seperti anjing (menjilat darah), dan ayam yang begitu kotor itu adalah gambaran kehidupan
sosial mereka di masyarakat hingga saat ini yang memiliki pandangan terhadap
prilaku mereka, dimulai dari rumah, transportasi, dan lainnya.
Budaya tidak memiliki malu terhadap kebudayaan lokal menjadi
perbandingan terhadap kebudayaan lokal mereka selama hidup mengereja, dan
budaya di masyarakat hingga saat ini. Maka, dari itu ekonomi menjadi catatan bagaimana
mereka hidup berseksualitas sebelumnya dengan adanya moralitas dan Etika
kehidupan sosial mereka hingga saat ini.
Tionghoa di Indonesia, sebagai perantara dan hidup akan nakal dan
jail sesuai dengan keimanan mereka sebagai manusia yang membutuhkan kehidupan
sosial dan budaya di masyarakat hingga saat ini terjadi. Pada tahun 2002 setelah krisis ekonomi
terjadi selama covid 19 berlangsung.
Di Pontianak - Jakarta hingga konflik etnik yang terjadi hingga saat ini. Jika di Politik banyak mencari panggung di sini, terutama di Pontianak, hasil kepetingan ekonomi politik di Pontianak, Indonesia. Hanya orang kotor yang akan bergabung disitu.
Sesuai dengan konflik sosial, etnik, dan budaya yang tidak
mempunyai malu dari kedua orang tua mereka terutama di gereja Katolik Pancasila, (Keluarga Kudus) Kotabaru, dan Katedral Pontianak, HKBP, GKE, Islam Budha - Konghucu di Indonesia, terutama di
Pontianak, untuk menjaga perdamaian.
0 comments