Bagaimana Mencintai Keadilan dan Perdamaian di Indonesia

9/07/2017

Keadilan dan perdamaian yang diperjuangkan dalam politik, tentunya dalam pandangan perspektif rohani dipahami pula sebagai jalan kesucian. Pandangan tersebut tentunya akan menjadi bagian perdebatan yang tak terhindar. Ketika dalam perwujudannya, ia yang merupakan bagian untuk mewujudkan keadilan dan relasi harmonis antarmanusia sebagai bagian dalam terpenting dalam politik.

Sebagian dari masyarakat mungkin akan ada yang mengikuti jalan iman mereka, tentunya dapat diajak dalam menjaga dan mencintai keadilan dan memperjuangkan perdamaian agar diwujudkan kehidupan bersama yang nyakan dan harmonis bagi semua masyarakat. 

Insipirasi ini muncul, ketika kristiani mengangkat persoalan yang begitu menarik, yaitu tentang keadilan yang mendorong mereka untuk terlibat langsung dan berpartisipasi dalam kegiatan politik. Hal ini tentunya untuk mencari bentuk-bentuk yang tepat dalam menciptakan masyarakat yang adil.

Dari hal tersebut, tentunya dapat dilihat keprihatinan dan keberpihakan terhadap mereka yang terpinggirkan. Perjuangan untuk membebaskan mereka yang berada dalam situasi demikian melalui kebijakan-kebijakan politis yang memihak rakyat dan juga menjaga dan mencintai keadilan. 

Dapat dilihat juga, bahwa cinta akan keadilan dan perdamaian diuji dalam keterlibatan politis.Tak dapat dihindari juga, ketika dalam ranah sosial-politis ada perbedaan visi dan kepentingan yang diusung berbagai kelompok politik. 

Dalam hal ini, perbedaan – perbedaan memang sering terjadi baik itu pertentangan dan konflik. Dalam hal demokrasi, konflik kepentingan dimediasi dan dijinakkan agar tidak berubah menjadi kekacauan dan kekerasaan. Menghadapi situasi konflik, mereka yang terlibat dalam politik perlu belajar menerima konflik, mengolah konflik sosial, dan mencari keseimbangan dalam menerima perbedaan pandangan politik.

Dengan demikian, dalam menerima konflik merupakan langkah pertama yang perlu dipelajari agar kenyataan adanya konflik diterima sebagai bagian dari kehidupan politik.Perbedaan pandangan tentunya masih menjadi suatu kenyataan yang tidak bisa dihindari ndalam berpolitik.

Dalam menerima perbedaan, misalnya tentu saja perdamaian dan cinta keadilan ditegakkan agar tidak dikacaukan antara nilai-nilai yang bisa dirundingkan dengan nilai-nilai yang mutlak. Kemudian, mengolah konflik sosial menjadi tugas yang mengalir dalam kenyataan adanya perbedaan visi dan program berbagai partai politik.

Hal ini, menjadi bagian garis besar terpenting, bahwa Cinta akan keadilan mendorong mereka yang terlibat dalam politik untuk mencari mekanisme untuk menjalin kohesi sosial antarwarga negara, karena dalam hal ini perbebatan demokratis yang dilakukan secara bermartabat dan berlandaskan inspirasi kristiani tentunya akan tertuju pada terbentuknya “persahabatan sipil”. Karena pada akhirnya menggiring perdebatan adalah usaha melayani public dan kepentinganya melalui jalan demokratis.

Selanjutnya, menyangkut keseimbangan dalam menjalankan perdebatan politik agar tidak terjebak dalam perebutan kepentingan-kepentingan sesaat dan sempit. Konflik yang muncul dakan perdebatan politik harus diarahkan pada nilai-nilai ideal kehidupan bersama. 

Hal ini, agar akan sangat mengerdilkan sumbangan politik dalam hal menonjolkan lawan politik. Pandangan seperti itu, harus diperhatikan dalam mengolah konflik, sehingga apa yang mendorong Giorgio Campanini, yang merupakan professor ahli sejarah politik dan teologi, menegaskan pentingnya spritualitas konflik bagi orang kristiani yang terlibat dalam politik. 

Dengan demikian, keseimbangan dalam membedakan antara mediasi dan kompromi bisa menolong orang kristiani terlibat dalam politik secara bijaksana dan bertanggung jawab. Dengan begitu, keadilan dan perdamaian yang dibangun dapat pula dipertanggungjawabkan.

Referensi : Spritualitas Politik, Oleh Dr. Paulinus Yan Olla, MSF, Part 1

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close