Karakteristik Masyarakat Desa

9/07/2017

Untuk memahami masyarakat pedesaan, tentunya yang harus dipahami dari fenomena yang beragam dengan sendirinya sangatlah sulit. Karakteristik desa yang dikemukakan oleh para ahli seperti Roucek dan Warren , tentunya ada gambaran yang sangat umum mengenai desa-desa di Indonesia. Ini dapat digambarkan berupa studi tentang manusia yang hanya berdasar atas ciri-ciri umum seperti orang yang berbeda. 

Dalam hal ini, untuk menggambarkan ciri khas mengenai Desa di Indonesia juga harus diakui oleh Koentjaningrat dalam bukunya yang berjudul Masyarakat Desa di Indonesia, 1964. Dengan keragaman yang terdapat pada Desa-desa di Indonesia, maka Koentjaningrat mengemukakan perlunya berbagai sistim prinsip yang dapat dipakai dalam mengklasifikasikan  aneka warna bentuk Desa di Indonesia. Sistim prinsip ini meliputi hubungan  yang ada.


Kemudian, klasifikasi Desa berdasar sistim  prinsip tersebut, Koentjaningrat juga membahas beberapa ciri pokok yang diperkirakan merupakan ciri khas Desa di Indonesia, yaitu jiwa gotong royong dan jiwa musyawarah. 

Hal ini, merupakan salah satu bentuk gotong royong secara umum bukan hanya dinyatakan sebagai ciri khas masyarakat Desa di Indonesia, melainkan salah satu khas bangsa Indonesia.

Dengan demikian, secara geografis pada masa lalu menyebabkan  sifat tradisional masyarakat Desa di Indonesia umumnya sangat kuat.Dari hal ini, maka suatu Desa terisolasi satu dengan yang lain dalam pengelompokan yang kecil-kecil saja (karena rendahnya produktivitas pertanian sehingga hanya memiliki daya dukung yang rendah pula terhadap volume penduduk). Selanjutnya, sebagai akibat isolasi yang sangat lama itu terciptalah tradisi lokal.

Menurut F. Wertheim, yang merupakan salah satu sarjana Belanda, dalam bukunya yang berjudul Indonesian Society : A study of Social  Change, 1956, menyatakan bahwa ada tiga peradaban di Indonesia, yakni 1. Sebagian besar Jawa Tengah dan Jawa Timur (pedalaman) yang setelah sekian lama memiliki teknik dan sistim pertanian di sawah : 2. Sepanjang pantai Jawa, Sumatra, dan Malaya, serta Kalimantan, yang merupakan kota pusat perdagangan dengan luas, : 3. dan Daerah-daerah pedalaman dari kota-kota Sumatra dan Kalimantan yang mengenal pertanian ladang. Masing-masing daerah peradaban ini tentu juga sangat mempengaruhi desa-desa yang berada dalam kawasannya.

Kemudian, yang harus dikenal juga mengenai masyarakat Desa yang menjadi factor kekuasaan diluar Desa, dimana dalam hal ini ciri masyarakat Desa tertentu juga sangat besar pengaruhnya terhadap ciri masyarakat Desa bersangkutan tidak saja mengenai sistim pemerintahannya, melainkan pola budayanya.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close