Pemasaran social dalam suatu masyarakat tentunya memperhatikan kondisi social budaya, dimana perbedaan social budaya akan bisa menyebabkan perbedaan dari perilaku masyarakatnya. Hubungan dengan kondisi social budaya secara umum pada struktur social masyarakat, dimana karakteristik dan perbedaan dapat dipahami sebagai lapisan social.
Kemudian, karakteristik pemasaran social dapat dipahami sebagai budaya masyarakat, serta budaya bangsa. Karena jika dipahami bahwa kebudayaan masyarakat Indonesia secara mayoritas paternalistic. Jika dalam pemasaran social, lingkungan social budaya masyarakat adalah bagian dari nilai, keyakinan, dan ide yang berbentuk dalam masyarakat saat ini.
Dengan kebutuhan untuk memahami nilai-nilai social yang mendorong untuk memperbaiki cara yang dilakukan terhadap penentuan pemasaran social. Yang tentunya dalam hal ini, dengan kondisi social budaya masyarakat. Begitu juga, dengan kondisi politik dan hokum yang berpengaruh terhadap keberadaan pemasaran social.
Jika memahami situasi politik yang tidan menentu serta berakses pada krisis politik yang berkepanjangan bukan tidak mungkin akan berimplikasi pada terjadinya konflik yang meluas. Sehingga, dinamika konflik di masyarakat akan melandasi konflik yang terjadi berdasarkan unsur SARA.
0 comments