Ketika berbagai pengertian mengenai iklim demokrasi yang saling terkait dengan persoalan politik, memungkinkan setiap ormas tetap terlibat di dalamnya. Hal ini, dapat diketahui ketika persoalan demokrasi yang masih dalam awang-awang, tanpa tujuan yang jelas.
Mendesak ketika itu, mungkin menjadi gagasan dan ide yang terlontar dalam setiap pandapat masing-masing. Hanya bagaimana cara untuk memulai dan memandangnya lewat berbagai sisi, karena pada dasarnya yang diperebutkan adalah sumber daya.
Seringkali ini terjadi, diberbagai wilayah, tetapi kali ini mulai terjadi di Yogyakarta, Papua, serta bagian timur dan barat wilayah yang beredar secara nyata. Dalam setiap persoalan yang terjadi mulai merabah ke pedesaan, melihat bagaimana kondisi disana, mulaikah terjadi seperti demikian.
Yang katanya akan mulai terjadi pemindahan Ibukota. Kiranya, hal yang serupa tidak demikian, karena berbagai istilah dibuat tetap jadi memiliki ujungnya. Ketika, persoalan agama menjadi bagian dari politik, beberapa ormas memandang berbagai istilah dibuat, maka muncul etnik sebagai penegas dari setiap perdebatan.
Berbagai hal terkait fenomena sosial yang terjadi, membuat berbagai tanggapan mengenai hal ini muncul tidak baik. Karena, dengan berbagai istilah dibuat berdasarkan politik identitas. Masing-masing ingin memberikan gagasan yang benar. Mungkinkah, berkata tidak ? hal ini masih belum menyerupai berbagai istilah yang dibuat berdasarkan persoalan konflik.
Demokrasi, selalu menjadi istilah sebagai bagian dari pencapaian. Tetapi, masyarakat pedesaan masih minim pengetahuan. Hal ini, akan muncul disetiap gagasan yang dibuat berdasarkan pemicu kerusuhan. Ketika hal ini terjadi kembali, maka apa yang dibuat musnah semua, dari infrastruktur, pembangunan gedung, dan lainnya.
Karena, belum ada yang mengetahui bagaimana sistem sosial politik bergerak kearah mana, karena berdasarkan sistem sosial masyarakat yang beredar sesuai dengan persoalan mendasar.
0 comments