Ketika Kerusuhan, Jakarta?

1/03/2020

Jakarta - Mengutip, berbagai opini di media, salah satunya Disway, yang menarik untuk diketahui bahwa,“
Saya tidak tahu: ada berapa kamera yang terpasang di seluruh Jakarta. Khususnya di sekitar Sarinah. Juga di tanah Abang. Yang, seandainya banyak, bisa dipakai untuk menganalisis kerusuhan tanggal 22 Mei lalu.

Tentu kalau kameranya berfungsi normal. 

Juga kalau kameranya tidak dimainkan oleh yang punya keahlian memainkan.

Pun tahun 1998. Saat terjadi huru-hara di Jakarta. Seandainya saja sudah dipasang banyak kamera di banyak tempat. Kerusuhan berbau rasialis itu bisa dianalisis dengan lebih obyektif. Siapa pelakunya. Dari mana datangnya. Ada penyusup atau tidak.
Kala itu, belum sehebat ini berbagai hal terkait dengan teknologi pengintai, bahkan seperti pekerjaan dunia intelijen yang menarik perhatian. Berbagai hal terkait dengan seluruh kota itu, mungkin bisa dijadikan pemutusan yang sesuai untuk dibahas secara benar.

Berbagai hal terkait dengan Negara maju, Trump pun mengatakan, “Setidaknya di mata Amerika. Memang. Sebenarnya bukan hanya di pengembangan 5G yang Amerika tertinggal dari Tiongkok. Pun sampai soal pengembangan teknologi kamera. 

Dan itu bahaya.

Untuk dunia intelijen. Untuk keamanan nasional.

Karena itu keluarlah komando Presiden Donald Trump: larang!

Amerika dilarang membeli kamera Tiongkok. Perusahaan Amerika dilarang bekerjasama dengan perusahaan kamera tersebut. Persis larangan yang dikenakan kepada Huawei.

Kalau di Indonesia berbeda sangat, persoalan itu katanya terkait dengan kerusuhan dan Pelanggaran HAM, di tunda, Katanya gitu.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close