Berbagai kajian yang telah dibuat berdasarkan pandangan ahli melalui pengetahuan yang mereka terimanya berabad-abad sebelumnya. Ketika kita mencoba mengkritik supremasi pemikiran Barat, dengan berbagai pandangan ahli yang baik sebetulnya kurang memperhatikan posisi kebudayaan Non-Barat (Oriental).
Sebuah
contoh pada suatu persepsi masyarakat yang pahami dengan pandangan makanan
Barat sebagai sesuatu yang lebih berkelas merupakan rasa inferior terhadap
Budaya Barat. Pandangan para ahli Negara ini, tentunya dapat dipahami dari
berbagai buku yang diterbitkan bahwa masyarakat Barat dapat mengendalikan
berbagai aspek termasuk Ekonomi, Sosial, Budaya, Serta Politik.
Aspek
yang baik, tentunya memunculkan sebagai pandangan yang baik terhadap upaya
dalam memahami berbagai istilah yang dibuat berdasarkan dinamika pengetahuan
yang terus berubah sesuai masa hal ini tergantung pada Budaya Barat sebagai
kelompok yang superior.
Bagi
Negara maju, akan memunculkan sebuah inovasi yang baik terhadap berbagai
hubungan dasar dari dinamika kebutuhan suatu Negara. Jika berbagai hal terkait
dengan sistem politik akan mempengaruhi berbagai aspek maka hal yang dapat
dipahami dengan dinamika pemikiran Foucault, Edward Said yang memandang akan
berjalan dengan cara yang lebih kompleks, tidak hanya top-down (hegemoni), tetapi juga (bottom-up)diskursus.
Pandangan
sebuah kebudayaan Barat sudah menganggap dirinya sebagai “pusat” perkembangan
peradaban manusia, suatu proses kolonialisme (penjajahan) dan rasisme, tentunya
akan memunculkan sebuah perkembangan teknologi ilmu pengetahuan, serta kekuataan
modernisme.
Suatu
dinamika kemajuan kebudayaan Barat, tentunya akan memunculkan berbagai upaya
dalam memahami aspek dinamika masyarakat yang seringkali menjadi dasar dari
pengertian masyarakat yang dapat dipahami dengan suatu kemajuan peradaban.
Kebiasaan
pandangan mengenai masyarakat Barat akan dipahami dengan nuansa ingroup
superiority dan berupaya untuk membangun totalisme kekuasaan terhadap
eksistensi kelompok outgroup.
0 comments