Pembangunan Sosial, Penyimpangan Terhadap Sistem Produksi 1999

9/16/2021

Setiap pertemuan menjadi agenda tersendiri untuk mempelajari manusia yang hidup dan tinggal di pedesaan tentunya, tidak terkecuali pada perkotaan yang melekat pada aspek kehidupan budaya yang melekat pada suatu perubahan yang dimaksud secara luas.

Untuk mempelajari berbagai dinamika kehidupan bermasyarakat, dimulai dari sistem sosial, interaksi sosial, khususnya orang Indonesia. Tidak lepas dari suatu persoalam perjuangan kelas, berdasarkan alat produksi, ekonomi, sosial, budaya, agama, dan lainnya.

Persoalan budaya menjadi penting berdasarkan pandangan sosiologis yang mengarah pada karakteristik dan prilaku masyarakat mereka terhadap perubahan sosial ketika adanya kekuasaan politik diberbagai wilayah yang ada di Indonesia, disitu bagaimana mereka hidup, dan bertahan hidup dengan status sosial mereka, struktur sosial, dan wilayah.

Salah satu berbagai hal terkait itu juga mulai dari kehidupan masyarakat mereka yang melekat pada sistem kekuasaan, ekonomi, sosial, budaya dan agama sehingga peran serta mereka terhadap aspek kehidupan sosial mereka dimasyarakat yang tampak dengan membuat konflik pada orang Tionghoa, Dayak, Jawa, dan Melayu secara khusus menjadi agenda yang menari untuk dibahas secara etnik dan agama.

Salah satu persoalan yang tidak lepas dari berbagai aspek kehidupan mereka, dengan Negara maju misalnya bahwa mereka yang membuat konflik tentunya adalah orang yang berada pada kelas sosial menegah kebahwa dan menuju keatas karena tidak dapat meraih dan masuk pada sistem sosial yang berbeda, Sihombing - Dayak, Pontianak, Kalimantan Barat 2008-2021.

Hal ini dijelaskan adanya perjuangan kelas, untuk para suku di Indonesia, serta bagaimana mereka hidup dengan kondisi sistem ekonomi politik yang mereka terapkan ketika berkuasa pada sistem politik seksualitas. 

Hal ini jelas dimulai dari alat produksi, seksualitas, serta jaringan yang menganggap berbagai hal terkait pertemanan, dan perbuatan mereka yang dibuat memang berasal dari wilayah mereka secara masyarakat adat.

Prilaku dan karakteristik itu muncul adanya kebutuhan dasar, baik itu sandang, pangan dan papan, yang tidak lepas dari persoalan mereka yang muncul karena hilang adanya budaya malu mereka sebagai orang Indonesia, dan penerapan dengan adanya urbanisasi dan migrasi.

Persoalan itu muncul dengan adanya berbagai hal terkait dengan kondisi sosial mereka, konflik sosial yang pernah mereka buat, serta karakteristik mereka yang memang berada pada masyarakat yang bermasalah dalam berkehidupan budaya dan agama, konflik sosial pada masa krisis ekonomi, 1967, berlanjut pada 1999-2002, DKI Jakarta (Tionghoa, Indonesia).

Orang-orang seperti itu hidup dengan status dan kelas sosial mereka sebagai orang Indonesia yang memiliki stretagi bertarung yang berbeda dengan masyarakat Barat, dikarenakan peradaban sebagai manusia belum seutuhnya berada pada aspek kehidupan agama mereka selama hidup diberbagai wilayah.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close