Revolusi Mental, Kesehatan, Pendidikan Dan Agama (oknum)

2/28/2022

Mental menjadi penting dalam melihat berbagai kondisi kesehatan sosial budaya di masyarakat yang memang berada pada persoalan sejarah hidup mereka di masa lalu. Hal ini menjelaskan berbagai hal terkait dengan sistem sosial yang ada di masyarakat hingga saat ini.

Ketika hal ini menjadi penting untuk dipahami bahwa, berbagai hal terkait dengan mental serta perusakan mental tentunya ada di lingkungan sekitar yang ada di masyarakat, lingkungan kerja, dan di rumah mestinya hal ini dipahami dari berbagai kesempatan, begitu juga dengan di organisasi tepatnya.

Perusakaan mental terjadi karena adanya ketidaksenangan, konflik sosial, etnik, dan berbagai hal terkait dengan budaya lokal di masyarakat. Hingga saat ini, pada masyarakat kelas sosial menegah dan kebawah dapat ditemui dengan adanya persoalan dari seksualitas, yang mengakibatkan adanya asimilasi budaya.

Hal ini menjelaskan berbagai kondisi kehidupan sosial di masyarakat yang melekat pada perubahan budaya yang layak dipahami dengan adanya masalah moralitas, dampak dari mental itu sendiri. Maka, hal ini dijelaskan berbagai konflik yang diciptakan segelintir orang hingga saat ini.

Maka, akan berbeda dengan perubahan sosial yang layak dipahami dengan adanya sosial budaya yang melekat pada sistem ekonomi politik perkotaan, dengan adanya berbagai perubahan sosial yang dimaksud. Dengan berbagai kesempatan seperti itu adalah okunum yang melakukan rencana, strategi dan cipta konflik sosial yang terjadi.

Nah, rencana kesejahatan itu berasal dari sistem kesehatan dan pendidikan yang direncanakan oleh orang sekelompok orang Batak – Tionghoa - Dayak Perkotaan di Pontianak pada tahun 2000, tanpa terkecuali Jawa itu adalah oknum bagaimana mereka bersembunyi dibalik tembok agama Katolik dan Protestan - Islam hasil dari kolektifitas yang berasal dari kalangan kelas sosial berbeda, itu biasa terjadi, dan juga pada kelas pekerja di Pontianak.

Nah, dalam hal ini menjelaskan berbagai hal terkait dengan aktifitas mereka selama di Pontianak, Kalimantan Barat, bagaimana mereka hidup dan tinggal di berbagai daerah tepatnya di pedesaan dan Kota, hal ini menjelaskan bagaimana pembangunan manusia berdasarkan hasil budaya dan agama, serta ekonomi pada aspek psikologis dari persoalan sejarah di masa lalu mereka ketika hidup di Kalimantan Barat dan Jakarta.

Persaingan kelas sosial, dan berbagai hal terkait dengan aktivitas sosial, budaya dan agama menjelaskan hal tersebut dengan adanya konflik sosial yang terencana, dan tidaknya dalam suatu sistem sosial, hal ini dapat dikaji dengan baik.

Pada masayarakat urban yang hidup pada masyarakat Melayu Pontianak – Jawa, akan berbeda dengan adanya konflik sosial, drama kehidupan yang dibuat, guna mengundang simpati di masyarakat biasanya itu adanya Orang Batak (keburukannya), hasil kolektifitas sosial mereka selama berurbanisasi, dan berekonomi, biasanya moralitas dan etika yang tidak terdidik dari kedua orang tua mereka, Sihombing melalui resistensi agama.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close