Ekonomi Politik, Dan Konflik Budaya Kota Pontianak - Jakarta 1930an - 1998

3/23/2022

Pelajari Pontianak, akan tampak dengan proses dari pencapaian setiap budaya, dimana yang mematuhi kebijakan dan memahami budaya mereka sendiri dalam setiap kondisi masyarakatnya, berdasarkan hasil seksualitas.

Ketika memahami setiap arah kota akan tampak dengan budaya kota yang dipelajari dengan kebuasaan manusia, dan rentangan layar yang sudah kendor oleh mereka dalam sistem politik dengan suatu istilah terhadap budaya mereka sendiri.

Hal ini menceritakan suatu kesadaran manusia, dan keterlibatan mereka terhadap sistem budaya dan ekonomi yang tercipta pada kelas sosial mereka saat ini. Ketika hal ini berada pada kondisi masyarakat yang saat ini terjadi.

Kepentingan dan kebutuhan sosial menjadikan alasan terhadap masyarakat yang berperan dalam persoalan kelas sosial, budaya dan agama serta seksualitas. Peran perempuan dalam hal ini ketika berpegang pada sistem budaya sosial yang melekat pada kebudayaan lokal.

Biasanya untuk menutup keburukan budaya dalam hal ini etnik, dan kehidupan sosial mereka hidup pada profesi yang mereka kerjakan terutama pada seksualitas. Itu yang dilangsukan pada sistem seksualitas ekonomi yang berada pada persoalan manusianya.

Ketika hal ini penting dalam melihat berbagai hal terkait budaya dan agama mereka, terjadi dilema, dan psikologis dan sosiologis di masyarakat dengan adanya aspek kehidupan sosial yang saat ini berada pada kondisi budaya dan agama.

Hal ini menjelaskan adanya urbanisasi ekonomi perkotaan, kekuasaan, dan kepentingan budaya yang melekat pada kebutuhan dan ketergantungan masing-masing suku dan budaya seperti Tionghoa – Batak dan Jawa serta (Dayak primitif sebelumnya) pada kepentingan ekonomi politik pada tahun 2000 – 2008 di Pontianak.

Drama kehidupan sosial, dan cara kotor serta berlindung dibalik tembok agama Katolik dan Kristen pada injil dan perintah Tuhan menjelaskan hal ini dengan baik, pada politik PDI Perjuangan di Kalimantan Barat, ibaratkan layar yang sudah kendor, pada saat itu mereka membagikan barang rampasan mereka 1967 - 1999, dan masa kolonial belanda, dapat dipahami dari perkampuangan rumah.

Filsafat menjelaskan keberadaan mereka dalam hal ini, serta penyingkiran, konflik ekonomi, perusakan tubuh manusia, kepentingan agama dan budaya, serta dalam hal ini pengetahuan, dan ketidaksenangan dalam berbagai politik identitas yang dapat dipahami dengan adanya moralitas dan etika yang rendah.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close