Budaya organisasi akan tampak dari kualitas sumber daya manusia, dengan berbagai kegiatan yang diterapkan saat ini. Jika hal ini berada pada kondisi masyarakat lokal, akan berbeda dengan adanya masyarakat budaya terhadap peran sosial di masyarakat lokal saat ini.
Tetapi, ketika memahami katakteristik masyarakat lokal, akan
berbeda dengan budaya lama yang kerabkali terjadi saat ini. Budaya lokal, yang
begitu brutal dan bringas, seperti masyarakat suku Batak – Tionghoa – Dayak dan Melayu (orang) di
Kalimantan Barat misalnya tampak dengan adanya agama maka mereka bertobat.
Fakta yang dipahami bagaimana kehidupan sosial terjadi dengan
alamiah serta psikologis mereka sebagai makan orang, sebelum masa kolonial
Belanda, kemerdekaan dan masa Reformasi. Hal ini membuktikan adanya peran
kehidupan dalam setiap peristiwa rencana kotor budaya lokal terutama di
Jakarta.
Menjelaskan berbagai hal terkait dengan sistem birokrasi, kelas
pekerja, tentunya. Maka, berbagai hal terkait dengan moralitas dan etika, serta
kenikmatan dan kekuasaan menjadi suatu kesadaran terhadap masing – masing
individu, akademik, dan agama dalam menjalankan perannya di masyarakat,
terutama guna mengundang simpati di khalayak umum.
Berbagai kepentingan itu juga, moralitas tersebut berada pada
kondisi masyarakat lokal yang memiliki kepentingan ekonomi, dan seksualitas,
serta pekerjaan mereka. Maka, tampak bagaimana mereka berproses terhadap makna
dalam suatu agama, dan bagaimana bertemu dan beretika terutama untuk memahami
peran mereka di masyarakat, dengan pendidikan dan kelas sosial mereka
sebelumnya.
Suatu kesadaran terhadap moralitas merupakan paling penting terhadap kehidupan sosial di masyarakat secara umum. Dengan adanya peran di masyarakat, yang dengan lancang untuk berhubungan percintaan misalnya moralitas dan etika hilang dari kedua orang tuanya.
Sebut saja orang batak Sihombing (keburukannya), dengan latar belakang keluarga dari kelas sosial
rendah, serta agama (Islam - Protestan - Budha - Katolik di Pontianak) dan pendidikan yang rendah pula, seperti itu dengan keyakinan mereka.
Hal ini menjelaskan fenomena dan kesehatan mental dan sosial mereka sebagai
suatu kesadaran diri, dan prosesnya bertahan hidup mereka di masyarakat dalam
pembentukan kota Pontianak 2002 – 2008 menjelaskan kehidupan ekonomi, budaya dan
agama sebagai awal dari moralitas dan spritualitas mereka di masyarakat secara
umum, aktif di organisasi, dan gereja misalnya tetapi tidak tampak baik bagi umat beragamanya.
0 comments