Pontianak : Hakka - Kanton, KeTionghoan - Pribumi

4/29/2022

Disini Pontianak hanya akan ditemui oleh orang Tionghoa Khek dan Tiochu / Hakka, masing – masing memiliki dialek yang berbeda, dan sistem ekonomi budaya yang sedikit jauh berbeda perkembangannya pada betawi di Jakarta.

Kalau di Jakarta, mereka hidup berdasarkan sistem pertokoan, pecinaan, dan lainnya yang memang berasal dari dagangan yang mereka terapkan dari ekonomi politik kota di Jakarta. Ketika hal ini dibahas mengenai ke Tionghoaan dan Pribumi, maka orang akan bermigrasi dimana – mana termasuk di Timor - Timur untuk membangun sistem ekonomi masyarakat dalam suatu Negara.

Hal ini menjelaskan bahwa berbagai hal terkait dengan sistem budaya di masyarakat akan lekat pada kebudayaan lokal yang berdampak pada budaya manusia. Tetapi lupa dengan persoalan konflik sosial yang layak dipahami berdasarkan sistem agama yang diterapkan hingga saat ini.

Ketika hal ini penting dalam memetakan karakteristik manusia, kehidupan sosial, ekonomi dan spritualitas yang di rencanakan dan penyimpangan terhadap moral dan etika orang tua maka lekat dengan adanya perlawan dalam sistem ekonomi yang ada di Pontianak – Jakarta.

Maka, dengan demikian berbagai hal terkait persoalan manusia hendak dipahami dari sejarah masa lalu mereka di masyarakat, berdasarkan drama kehidupan sosial, kaum pribumi disini. Berbagai perguruan tinggi pekerjaan dan lainnya hendak dipahami dengan adanya moralitas mereka terhadap sistem ekonomi yang di bangun berdasarkan perjuangan kelas sosial dan budaya.

Hendak dipahami dengan adanya masalah kehidupan budaya mereka di masyarakat berdasarkan hukum hak asasi manusia dan etika moralitas sosial mereka di masyarakat. Ketika membahas berbagai hal terkait sistem hukum maka akan lekat pada kebudayaan lokal di masyarakat yang berada pada kehidupan sosial yang berbeda pula.

Membangun ekonomi politik akan tampak pada kebudayaan lokal di masyarakat, tanpa memiliki pendidikan yang tinggal 1990an yang berada pada persoalan sosial dan manusia, yang kerabkali menjadi baik, dalam melihat pekerjaan,  dan identitas orang tua mereka sebelumnya, di Pontianak. Serta politik selama birokrasi pada masa Orde Baru terutama masyarakat Tionghoa dan Dayak di Kalimantan Barat.

Hal ini menjelaskan adanya campur tangan berbagai hal terkait ketionghoaan, serta pekerjaan  masing - masing marga Tionghoa di Pontianak terhadap berbagai bidang ekonomi dan rumah tangga serta agama. Penjelasan hal ini dapat dipahami sejak pada tahun 1999 – 2002 setelah reformasi yang terjadi di Jakarta dan Timor - Timur.

Penyimpangan pengetahuan terutama kesehatan terjadi akan berada pada kondisi manusia dan budaya berada pada kehidupan sosial politik di masyarakat dengan adanya persoalan pendidikan yang diterapkan sebelumnya (oleh nenek moyang), dan berbagai hal terkait perubahan sosial manusianya, hingga kelakuan mereka dalam bidang ekonomi dan pendidikan, dan kelas pekerja di Pontianak - Jakarta.

Keuletan orang Tionghoa pada sistem perdagangan terjadi dengan baik, dan bahkan berbagai budaya termasuk pribumi yang tidak senang akan kemajuaan pengetahuan dan ekonomi Jakarta akan tampak dengan pengejaran berdasarkan asimilasi budaya dan seksualitas Batak - Tionghoa Hokkien. 

Dengan budaya malu mereka selama hidup di berbagai wilayah di Indonesia dan orang tuanya -  Sihombing, perdagangan dan  perompak kapal pada masa kolonial, hasil perdagangan Tionghoa Hakka di Pontianak dan bersembunyi dibalik profesi dokter, sebagai makan orang hasil dari psikologis masa lalu kehidupan sosial budaya.

Pada tahun 2020 selama covid19 terjadi kuliner terlihat tutup di pinggiran kota Pontianak, dan ada yang ganti plang dagangan, yang berada pada aspek kehidupan ekonomi sosial masyarakat Tionghoa Hakka dan pribumi.

 

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close