Urbanisasi Sosial, Ekonomi Politik Di Pontianak

5/01/2022

Memahami pola ekonomi politik perkotaan - desa Pontianak - Jakarta, maka dilanjutkan dengan aspek kehidupan sosial memiliki ragam budaya dan agama yang saling berkaitan terhadap asimilasi kehidupan  masyarakat yang hidup disekitar kawasan perkotaan, karena keadilan dan kebenaran maka kota itu akan diampuni.

Ketika memahami berbagai hal terkait dengan aspek budaya lokal, akan paham dengan adanya karakteristik masyarakat yang berada pada posisi masyarakat yang hidup pada wilayah kota dan desa. Maka, akan tampak bagaimana mereka bekerja sesuai dengan kepentingan seksualitas ekonomi kota dan rumah tangga.

Hal ini menjelaskan adanya sistem budaya sosial yang berasal dari kehidupan masyarakat desa sebelumnya dengan adanya penyimpangan agama, ekonomi dan budaya yang berbeda, tetapi hal ini saling mempengaruhi berbagai ragam kehidupan sosial yang tidak teratur.

Berbagai penjelasan dalam hal ini akan berbeda dengan adanya kehidupan sosial yang dimulai dari kota, pinggiran, dan kelas pekerja. Disitu akan tampak dengan adanya perubahan masyarakat lokal yang berasal dari masa kehidupan awal masyarakat Tionghoa pada masa sesudah kemerdekaan 1960an – Reformasi.

Adanya kepentingan ekonomi dan pembentukan kota mengakibatkan mereka berasimilasi budaya dan ekonomi sejalan dengan adanya perubahan sosial dan wilayah yang menempatkan berbagai hak terkat aspek kehidupan sosial, baik itu disengaja atau tidak terhadap berbagai kekerasan yang terjadi.

Berbagai gambaran awal dari kehidupan sosial dan miskinnya kota Pontianak sebelum adanya berbagai kepentingan masyarakat yang tinggal dari desa ke kota. Tepatnya memiliki peranan penting terhadap persoalan sosial budaya berdasarkan pola hidup di tengah masyarakat.

Ketika memahami masyarakat desa sesuai dengan persoalan masyarakat kota yang layak dipahami adanya perubahan masyarakat Desa, maka berbagai ekonomi politik dan sistem sosial yang berdampak pada kehidupan ekonomi yang di rencanakan dengan adanya aspek kehidupan budaya mereka sendiri.

Tampak ingin menguasai atau tidak maka sistem ekonomi diterapkan berdasarkan asimilasi budaya tampak dengan adanya kepentingan budaya dan agama. Dari situ tampak dengan adanya moralitas dan etika yang berlanjut pada kepentingan ekonomi kota 2002 - 2008.

Kepentingan ekonomi politik, dan keinginan masuk pada kelas sosial keatas tampak dengan lelahnya miskin pengetahuan dan budaya, dan etika serta moralitas sebelumnya dibangun oleh kedua orang tua mereka hasil dari seksualitas dan kepentingan agama Katolik – Protestan dan non kristiani di Indonesia, terhadap budaya mereka saat ini, sebelumnya hidup sebagai perompak kapal (Batak - Tionghoa), hasil seksualitas.

Tidak jauh berbeda dari budaya sebelumnya masa kolonial Belanda, dan konsumsi makanan, dan teknologi serta pengetahuan yang tidak memiliki rasa budaya malu terhadap pembangunan ekonomi mereka di masyarakat Tionghoa sebelumnya adanya agama masuk.

hingga saat ini, begitu juga dengan orang biadab Sihombing yang tampak dengan munafik hidup pada agama Katolik dan Protestan guna bertahan hidup sesuai dengan moralitas rendah mereka di masyarakat Khek dan Tiochu (Budha – Konghucu), serta Dayak disini apalagi masuk pada agama Katolik di Indonesia, pembangunan ekonomi yang tidak mampu membayar pekerja Pontianak - Jakarta.


0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close