Konflik Kekerasaan, Politik Agama & Seksualitas di Kalimantan Barat 1967 - 1999

7/28/2022

Indonesia, Suatu cerita di masa perbedaan terhadap kemanusiaan pada lingkungan agama, dan politik agama telah lekat dengan berbagai peristiwa sejarah dan konflik agama dan etnik pada aspek kehidupan sosial budaya di masyarakat, di Kalimantan Barat.

Pada masa itu berbagai catatan ekonomi politik, dan agama serta etnik telah menewaskan manusia pada tahun 1967 - 1999 di Kalimantan Barat, dan krisis ekonomi di Jakarta, sebelumnya menjadi Uskup Isak Doera, terlibat sebagai pastor tentara. Konflik kekerasan, dan terror merupakan hasil dari setiap konflik yang terjadi di Ibukota Jakarta.

Dengan berbagai hasil yang diketahui dengan adanya keterlibatan tokoh agama ketika itu, dengan adanya persoalan kehidupan manusia, pada kepentingan politik, birokrasi, dan lainnya ketika penyebaran agama di lakukan di Kalimantan Barat, terutama di pedesaan.

Hal ini telah diketahui berbagai hal terkait dengan ekonomi Tionghoa – Pribumi, yang menhasilkan kepentingan seksualitas, agama dan ekonomi yang terang – terangan melibatkan berbagai kaum masyarakat sipil, dan pinggiran yang berdampada pada perdagangan di Indonesia.

Selebihnya mereka hidup dengan kehidupan sosial budaya di masyarakat yang berperan dalam kehidupan budaya sosial di masyarakat dengan adanya keterlibatan politik dalam suatu wilayah seperti provinsi, dan di Ibukota Jakarta.

Pembangunan bagi yang bermigrasi guna mendapatkan kehidupan yang layak pada kelas sosial kebawah, dan tokoh agama terutama kekeyasaan spritualitas dan pengetahuan (ordo karmelit, Keuskupan Agung Jakarta) dengan adanya aspek kehidupan sosial budaya di masyarakat dengan adanya konflik etnik, agama dan keluarga pada masing – masing kepentingan yang terjadi.

Kepentingan ekonomi telah melibatkan berbagai kegiatan yang dibuat berdasarkan kegiatan di masyarakat secara umum, baik pada lingkungan gereja dan ketiadaan mereka di Pontianak. Maka, dari itu jelas bagaimana mereka hidup dengan ekonomi perkotaan, yang tampak tidak begitu menarik berdasarkan hasil yang diperoleh.

Orang tidak menyenagi seperti penguasaan ekonomi pada lingkungan gereja, birokrasi, dan bisnis lainnya telah diketahui terlalu banyak mempercayai  agama katolik terutama bagi mereka beragama Budha – Konghucu di Indonesia.

Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana mereka hidup dalam suatu rumah yang ditempati, dan ekonomi urbanisasi yang mereka terapkan, guna mencapai status sosial, dan kelas sosial pada lingkungan gereka Katolik, terutama pada agama Islam sebelumnya di Indonesia.

Politik agama dapat diketahui dari berbagai hal terkait aspek hukum yang mereka terima, dari pertolongan Tuhan, tetapi tidak menyadari aspek ekonomi yang semestinya menjadi suatu penyadaran bagaimana mereka bertahan hidup, di Pontianak tepatnya.

Sistemnya, dengan bersekolah di agama Katolik – Kristen di Indonesia, atau menghubungi pastor atau pendeta teman seiman dalam setiap perayaan ekaristik, untuk kepentingan pedesaan di Pontianak awalnya. Hal ini tampak pada selesai sekolah menegah atas, dan di Universitas melalui sistem ekonomi RI yang diperoleh dengan  bangga, dan seksualitas.

Ketidaksenangan itu akan muncul dengan adanya moralitas ketika mereka beribadah, dan mengikuti misa, sebagai bagian dari kepentingan ekonomi politik agama di Kalimantan barat, terutama mereka yang baru memahami ajaran agama dalam kehidupan misi mereka hingga saat ini.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close