Common Will : Dengan Perbedaan Tidak Adanya Permintaan Sosial

8/20/2018

Jika kita memahami bagaimana proses dalam periode waktu tertentu membentuk sebuah kebudayaan. Dimana, setiap masyarakat politik, sampai kelompok Nomad sampai bangsa yang berdaulat.

Pengertiannya adalah tentu dengan adanya produk yang berupa, seperti sastra, seni music, seni lukis, hingga seni music, serta menciptakan adat kebiasaan sendiri berupa pendidikan informal dengan system masyarakat yang dapat tersosialisasi hingga masa sekarang ini, dengan pengetahuan dan teknologi.

Semua kebutuhan kultural seperti religi, politik serta sastra dapat dianggap sebagai bagian dari aspek ekonomi tentunya pada akhirnya secara terorganisir sebagai kebutuhan dalam suatu kebudayaan. Tetapi, pada masyarakat majemuk seperti Indonesia, pada masa itu dimana zaman dahulu hanya tercipta sebagian-sebagian saja.

Tidak ada permintaan social dalam hal ini, tetapi sesuatu yang dihayati bersama oleh semua elemen masyarakat masing-masing dengan keberagaman dan golongan. Hal ini, tentunya muncul sebuah yang berbeda dengan tidak adanya permintaan social oleh masyarakat yang menganut system ekonomi yang berbeda atau unitary economy dari suatu masyarakat yang bersifat homogen.

Berbeda lagi jika adanya suatu permintaan yang berkaitan dengan adanya common will dengan keinginan bersama maka berbagai hubungan social diantara elemen-elemen masyarakat majemuk itu hanya didasarkan pada hubungan ekonomi yang tergambar dari produksi barang-barang. Maka, kedua hal tersebut memiliki pilihan yang begitu berbeda terhadap permintaan di masyarakat yang saling terkait dan tidaknya.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close