Konsumsi Pada Masa Postmodern

8/02/2020

Teoritisi sosial semakin sibuk dengan persoalan apakah masyarakat, dan juga teori-teori, telah meng alami perubahan dramatis atau tidak. Ada yang berpendapat (yaitu Habermas dan Anthony Giddens) bahwa orang-orang masih hidup dalam masyarakat yang bertipe modern sehingga cara lama masih tetap ditempuh untuk meneliti masyarakat.

Namun di sisi lain, sekelompok teoritisi (seperti Jean Baudrillard, Jean Francois Lyotard dan Fredric Jameson) menganggap bahwa masyarakat telah berubah secara dramatis yang kualitasnya sangat berbeda, yang mereka sebut dengan masyarakat postmodern.

Kedua istilah tersebut “modern” dan “postmodern” pada suatu kehidupan postmodern menciptakan pola-pola konsumsi baru yang merupakan ciri khas dari kehidupan postmodern tersebut dan membuat orang atau para konsumen bisa menikmati apa-apa yang disediakan oleh era kehidupan tersebut yang disebabkan oleh khayalan.

Untuk memenuhi kebutuhan itu maka manusia harus bekerja. Pekerjaan merupakan identitas dari manusia itu sendiri. Keberadaan manusia ditentukan oleh pekerjaan yang dimilikinya. Eksistensi manusia hilang manakala ia tidak bekerja. Dengan timbunan besar barang/komoditi ini melahirkan kemakmuran dalam masyarakat kapitalis.

Pola Konsumsi Masyarakat Postmodern melalui debatan, yang kemudian telah menjadi suatu aliran pemikiran dan bahkan masuk ke alam pemikiran filosofis yaitu menjadi “modernisme” dan “postmodernisme”. Menurut Best dan Kellner (1991), postmodern adalah sejarah baru yang dianggap telah menggantikan era modern.

Dengan demikian, teori sosial postmodern juga merupakan cara berpikir baru yang memerlukan teknik berpikir yang sama sekali baru pula. Pada tahap selanjutnya, pemikiran postmodern berkembang terutama penekanannya kepada masalah pinggiran dan kecenderungan pada tingkat intelektual (Lemert: 1993).

Kemunculan teori sosiologi feminis tahun 1970- an misalnya merupakan gema dari pemikiran postmodern tersebut. Contoh lain adalah lahirnya teori sosiologi tentang homoseksualitas (Seidman: 1994) dan pengetahuan seksualitas (Michel Foucault: 1980) serta teori maskulinitas (Connell & Kimmel: 1996).

Termasuk juga dalam lingkup perkembangan pemikiran postmodern adalah teori tentang konsumsi. Yang paling menonjol yaitu tentang teori konsumsi yang terdapat pada karya Douglas & Isherwood (1980). Menurut Douglas dan Wood (1980), pada dasarnya tidak ada yang tidak mengetahui mengapa orang-orang menginginkan barang-barang konsumsi,

Hal itu kata mereka dapat dikaji melalui teori permintaan yang merupakan akar dari disiplin ilmu ekonomi. Seperti diketahui bahwa permintaan terhadap barang-barang terkadang stabil, kadang-kadang melonjak dan kemudian turun, ini disebabkan karena ada yang menyimpan disamping menggunakannya dan atau membelanjakannya


0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close