Teoritisi
sosial semakin sibuk dengan persoalan apakah masyarakat, dan juga teori-teori,
telah meng alami perubahan dramatis atau tidak. Ada yang berpendapat (yaitu
Habermas dan Anthony Giddens) bahwa orang-orang masih hidup dalam masyarakat yang
bertipe modern sehingga cara lama masih tetap ditempuh untuk meneliti
masyarakat.
Namun
di sisi lain, sekelompok teoritisi (seperti Jean Baudrillard, Jean Francois
Lyotard dan Fredric Jameson) menganggap bahwa masyarakat telah berubah secara
dramatis yang kualitasnya sangat berbeda, yang mereka sebut dengan masyarakat
postmodern.
Kedua
istilah tersebut “modern” dan “postmodern” pada suatu kehidupan postmodern
menciptakan pola-pola konsumsi baru yang merupakan ciri khas dari kehidupan
postmodern tersebut dan membuat orang atau para konsumen bisa menikmati apa-apa
yang disediakan oleh era kehidupan tersebut yang disebabkan oleh khayalan.
Untuk
memenuhi kebutuhan itu maka manusia harus bekerja. Pekerjaan merupakan
identitas dari manusia itu sendiri. Keberadaan manusia ditentukan oleh
pekerjaan yang dimilikinya. Eksistensi manusia hilang manakala ia tidak
bekerja. Dengan timbunan besar barang/komoditi ini melahirkan kemakmuran dalam
masyarakat kapitalis.
Pola
Konsumsi Masyarakat Postmodern melalui debatan, yang kemudian telah menjadi
suatu aliran pemikiran dan bahkan masuk ke alam pemikiran filosofis yaitu
menjadi “modernisme” dan “postmodernisme”. Menurut Best dan Kellner (1991),
postmodern adalah sejarah baru yang dianggap telah menggantikan era modern.
Dengan
demikian, teori sosial postmodern juga merupakan cara berpikir baru yang
memerlukan teknik berpikir yang sama sekali baru pula. Pada tahap selanjutnya,
pemikiran postmodern berkembang terutama penekanannya kepada masalah pinggiran
dan kecenderungan pada tingkat intelektual (Lemert: 1993).
Kemunculan
teori sosiologi feminis tahun 1970- an misalnya merupakan gema dari pemikiran
postmodern tersebut. Contoh lain adalah lahirnya teori sosiologi tentang
homoseksualitas (Seidman: 1994) dan pengetahuan seksualitas (Michel Foucault:
1980) serta teori maskulinitas (Connell & Kimmel: 1996).
Termasuk
juga dalam lingkup perkembangan pemikiran postmodern adalah teori tentang
konsumsi. Yang paling menonjol yaitu tentang teori konsumsi yang terdapat pada
karya Douglas & Isherwood (1980). Menurut Douglas dan Wood (1980), pada
dasarnya tidak ada yang tidak mengetahui mengapa orang-orang menginginkan
barang-barang konsumsi,
Hal
itu kata mereka dapat dikaji melalui teori permintaan yang merupakan akar dari
disiplin ilmu ekonomi. Seperti diketahui bahwa permintaan terhadap
barang-barang terkadang stabil, kadang-kadang melonjak dan kemudian turun, ini
disebabkan karena ada yang menyimpan disamping menggunakannya dan atau
membelanjakannya
0 comments