MRPD Pancasila, Kehidupan & Persaingan Budaya

8/07/2021

Berbagai persoalan budaya, akan tampak pada kehidupan sosial mereka di masyarakat, serta perlindungan mereka terhadap aktifitas mereka, pendidikan, konflik sosial, dan kecurangan apa yang mereka buat pada sistem politik beragama, dan berteknologi.

Ketika agama melekatkan mereka akan budaya malu mereka sebagai suku Dayak, Batak, Jawa, Tionghoa Indonesia sebagai batasan untuk berprilaku budaya dan agama, sesuai dengan kesadaran dan latar belakang mereka sebagai manusia, yang hidup pada sistem ekonomi budaya politik Tionghoa sebelumnya.

Catatan yang penting dalam hal ini jelas, bagaimana mereka berkumpul, berorgansiasi, berkehidupan, dan beradab sesuai dengan istilah dari kehidupan mereka saat ini, dengan peletakan pekerjaan orang-orang selama mereka hidup beragama (Dayak ketika memimpin).

Pandangan politik, menjadi perbedaan tetapi bagaimana perlakukan mereka terhadap kebijakan sosial budaya, mereka terhadap itu sebagai batasan mereka hidup ditengah masyarakat Indonesia, berbudaya dan beragama sesuai dengan tutur kata, dan agama apa yang melekat pada mereka sebenarnya ?, untuk bekerja dan berdoa.

Perlindungan terhadap agama, dan budaya menjadi catatan atas konflik sosial, budaya, dan kebiadaban mereka selama mereka hidup berbangsa dan beragama (Katolik, Protestan), dan rampasan apa yang di buat pada sistem pendidikan, dan kesehatan yang selayaknya bukan ditempat mereka, tetapi hasil buah asimilasi budaya yang layak dipahami hingga saat ini.

Berbagai pandangan itu, butuh penyadaran diri mereka pada aspek sosologis, psikologis, dan tatanan sosial telah dirusak sebagai ambisi mereka terhadap sistem ekonomi budaya masyarakat Tionghoa. Apa yang di tetapkan hal ini, menjadi perubahan sosial yang menarik untuk dikaji berdasarkan perolehan mereka terhadap aspek kehidupan di masyarakat.

Apa yang mereka perbuat dalam hal ini, jelasnya kasih yang mereka terapkan setidaknya hanya sebagai topeng mereka berada, guna bersaing dan ingin menguasai. Secara pengetahuan, tentunya mereka tidak dapat bersaing pada tingkat Global. Hal ini jelas bagaimana mereka bersikap, berkehidupan dan bermasyarakat.

Topeng-topeng kehidupan beragama, dapat dijelaskan pada RT 003 dan tetangganya, di lingkungan terkecil dalam suatu masyarakat berdasarkan kitab, dimulai dari pekerjaan, upah, dan lainnya menggunakan dengan agama dan kepentingan politik. 

Serta perlakuan mereka terhadap aspek manusia sebagai konflik sosial yang mereka perbuat. Termasuk tokoh agama, guna  mencapai titipan pesanan mereka untuk hidup beragama dan berbudaya.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close