Revolusi Mental - Industri, Kehidupan Sosial Budaya Pada Tubuh Gereja Katolik - Protestan - Islam Kalimatan

2/10/2022

Kehidupan sosial di masyarakat yang dinamis, berbeda dan memiliki gagasan terhadap perubahan mental masyarakat berdasarkan ekonomi yang berlangsung di masyarakat, merupakan hasil dari perubahan yang berbeda dengan masa reformasi sebelumnya.

Selama disini terutama di Pontianak, merupakan kesan baik terhadap upaya perubahan masyarakat yang berdampak pada dinamika sosial yang berlanjut pada kebutuhan dasar masyarakat seperti sandang, pangan dan papan.

Konflik sosial yang terjadi sebelumnya tentunya berdampak pada budaya massa yang buruk di kota ini. Hal ini menjelaskan bahwa Jakarta – Pontianak merupakan hasil perbedaan wilayah dengan pekerja dan upah yang memiliki masing – masing prestasi berbeda dengan sebelumnya.

Persaingan yang berdampak pada konflik, maka melunturkan nilai – nilai agama dan budaya bangsa itu sendiri 2000 – 2008. Hal ini menjadi penting dalam melihat berbagai aspek sosial, tekanan sosial, dan lainnya yang berdampak pada kesehatan mental masyarakat, individu, dan kelompok itu sendiri.

Pada tahun itu juga, ekonomi politik berlangsung dengan hasil seksualitas yang diperoleh dengan kekerasan seksualitas pada masa reformasi berlangsung pada peran perempuan dan laki – laki. Hal ini menjelaskan bahwa sebarapa banyak ekonomi mereka terima dan penindasan yang dilakukan di Pontianak, berdasarkan agama dan budaya di sini.

Kesehatan mental pada tahun 2002 merupakan hasil dari adanya kekerasan setelah reformasi di Jakarta yang terjadi pada tahun 1999, dan berdampak pada politik ekonomi kota Pontianak yang melanda adanya kelaparan, jaminan sosial, dan lainnya yang memiskinkan rencana kejahatan sejumlah manusia pada politik Siregar itu.

Perlawanan ekonomi politik pada masyarakat Dayak – Batak - Jawa mesti menyadari bagaimana mereka hidup dan bertempat tinggal di Pontianak, dari masyarakat Tionghoa sebelumnya menjelaskan hal ini dengan baik adanya. Para suku atau raja di Indonesia, menjelaskan hal ini mengenai budaya dan agama mereka selama hidup di kota Pontianak - Jakarta.

"Orang malas seperti Batak – Jawa sihombing (Makan Orang), ngentot dirumah pekerjaannya 80an di Pontianak, hasil urbansiasi ekonomi perkotaan Jakarta sebagai sampah sebelumnya, dan sebagai buruh migran. Tentunya menghasilkan kesehatan medis di Pontianak yang  bobrok" sebagai dokter binatang pontianak pada agama Protestan HKBP dan GKE.

Hutan begitu luas, tidak mengelolanya, tahunya pengen makan orang atau makan duit melalui medis, merubah nasib tetapi menyimpang, hasil dari seksualitas kedua orang tua, pada masyarakat Tionghoa untuk mengetahui keimanannya 2011 di Pontianak, adalah oknum atau pelaku kejahatan model baru, itu ciri orang pribumi disini, pada kelas sosial biasa Batak - Dayak - Jawa - Melayu.

Menjadi fakta atas kehidupan agama dan budaya mereka terhadap masing – masing non manusia. Hal ini menjelaskan bagaimana mereka bekerja, dan harus di tuntaskan kasus tersebut di hadapan pengadilan, Kapuas Hulu - Pontianak 80an dan konflik sosial dan etnik, dan rumah tangga RT 003 menjadi model baru dalam rumah tangga. 

Yang dibuat oleh orang Batak - Tionghoa - Dayak - Melayu di MRPD Pancasila Pontianak, dan lingkungan sekolah yang direncanakan konflik sosial terjadi pada masyarakat biasa menjelaskan hal tersebut di Pontianak.

Kesehatan mental dan budaya malu menjadi penting bagi karakter bangsa Indonesia, terutama pada pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini menjelaskan bahwa masing-masing individu dan kelompok serta organisasi, mesti malu terhadap budaya bangsa pada persoalan tersebut terutama etnik yang bersangkutan di Pontianak - Jakarta, pada pembangunan ekonomi di Indonesia yang menindas.


0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close