Keberadaan Sosial Agama di Amerika Serikat

5/04/2018

Pada tahun 1875, ada sebuah majalah yang berjudul Harper Weekly yang berbasis di New York, Amerika Serikat. Dimana terjadi sebuah perhatian dalam istilah sekumpulan buaya dan jika diperhatikan memiliki motif terhadap uskup katolik roma. Kemudian, kartun karya Thomas Nast itu sepintas tidak terkontrovesial, Sementara, Fiona seorang penulis yang menempatkan kartun dalam konteks sosial politik pada pertengahan abad ke 19. 

Seorang yang protes adalah kartunis Nast yang bukan hanya sekedar kritik lumrah, tetapi pada zaman itu warga beragama selain katolik memiliki perbedaan pandangan terhadap umat katolik. Sehingga, hal ini menimbulkan controversial terhadap sistem politik dan sosial yang ada di AS. Hal ini berlangsung hingga abad ke-20. Propaganda yang dilakukan pada tahun 1911 dalam the menace terus menyuarakan hal tersebut.

Begitu juga dengan para penulis yang datang ke Eropa tepatnya di Negeri Paman Sam, dimana agama sering menjadi alat untuk mendiskriminasikan, menindas bahkan melukai orang, dan hal ini tentunya sebagian besar pendatang yang memeluk agama Kristen, dimana hanya mereka berkelahi karena perbedaan mazhab diantara dua kaum tersebut.

Sehingga, tidak mengherankan jika banyaknya kartunis mengangkat persoalan tersebut, dalam sebuah karyanya dan menggambatkan pergolakan sosial politik yang terjadi di Negara AS. Hal ini, tentunya harus disingkapi dengan persoalan yang terjadi dengan menggambarkan persoalan yang ada disetiap Negara, termasuk Indonesia, dan beberapa wilayah yang ada tentunya harus menjaga keseimbangan sistem sosial dan politik di masa mendatang.

Memang hal ini, akan menarik bagi penulis dan kartunis untuk melihat persoalaan yang ada dengan persoalan yang begitu controversial, apalagi menempatkan persoalan yang ada begitu controversial. Menanggapi hal tersebut, maka ada beberapa ajaran yang menginginkan kebebasan dalam beragama. Hal ini, dapat dipahami dalam sebuah jurnal yang berjudul “Charles Dickens : Anti Catholicism and Catholicism” (2011), oleh Mark Andrew Eslick.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close