Tradisi Suku Daya Iban

1/10/2021

Suku Dayak Iban, tradisi berburu kepala ini disebut Gawai. Upacara ini bersifat religius, tetapi juga diselingi dengan pesta besar-besaran dengan minum-minum dan bersenang-senang. Namun tradisi mengerikan itu ditinggalkan beberapa suku Dayak pada 1874.

Saat itu, Damang Batu, Kepala Suku Dayak Kahayan mengumpulkan sub-sub Suku Dayak untuk mengadakan musyawarah yang diberinama Tumbang Anoi.Isi pertemuan itu adalah perjanjian mengakhiri tradisi ngayau karena dianggap menimbulkan perselisihan di antara suku Dayak, suatu tradisi ngayau sudah terjadi ketika pada masa kolonial Belanda, hal ini tidak menjadi persoalan ketika mereka melaksanakan budaya mereka sejak masa itu.

Secara umum, Dayak Iban. Bagi Suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah, tradisi itu merupakan hal wajib yang dilakukan kepentingan Upacara Tiwah. Ritual Tiwah sangat sakral dan penting dalam mengantar jiwa seseorang ke tingkat kehidupan selanjutnya.

Sedangkan pada Suku Dayak Iban, tradisi berburu kepala ini disebut Gawai. Upacara ini bersifat religius, tetapi juga diselingi dengan pesta besar-besaran dengan minum-minum dan bersenang-senang.

Keberadaan daya suku Iban berada pada masyarakat pedesaan di Kabupaten Kapuas hulu, Cuaca yang cocok bagi penghuni rumah betang Sungai Utik menjemur pakaian, padi, dan juga kratom. Kratom adalah sejenis cemara tropis di keluarga kopi yang merupakan tanaman asli Asia Tenggara. Kemudian, Dayak Iban, yang bagian dari suku Ibanik grup yang tersebar di Malaysia.

Kedatangan mereka memiliki permulaan ketika, ke Kapuas Hulu yang mayoritas subsuku Dayak Tamambaloh. Keduanya, berbagai perjanjian dibuat untuk melakukan perjanjian damai dan hidup rukun, di berbagai masyarakat yang hendaknya memiliki potensi konflik diberbagai bidang, salah satunya mengenai Hutan Adat yang memang menjadi fokus dari pembahasan saat ini.

Rumah betang atau rumah panjai [rumah panjang], luasnya 216 meter, dengan 28 bilik atau pintu. Tiap pintu dihuni satu keluarga dan turunannya. Rumah ini dibangun pada tahun 1970an beberapa generasi telah menetap di beberapa tempat, hingga menemukan dusun yang juga disebut sebagai tanah harapan ini.

Pada tahun 2019, berbagai penghargaan diberikan bagi masyarakat Daya Iban, Equator Award 2019, bersama 22 komunitas lokal dan adat seluruh dunia dari UNDP [United Nations Development Programme] Di rumah betang, beberapa penghuni lanjut usia bercengkerama di ruai bagian dalam.

Ruai adalah serambi, ada ruai dalam dan luar. Bentuknya memanjang dengan lebar satu meter, fungsinya mengawasi jemuran, tempat alat-alat berladang, dan bersantai. Ruai dalam merupakan ruang komunal.

Tempat perayaan adat, musyawarah, atau makan bersama. Kali ini, komunitas Sungai Utik, membicarakan kabar yang dibawa teman Rangkong Indonesia. Mereka mendapatkan penghargaan internasional, lantaran komitmen menjaga hutan sebagai sumber penghidupan.

Berbagai penghormatan atas kebudayaan yang mereka langsungkan, sebagai komitmen untuk tetap menjaga hutan tetap baik, tentunya memberikan harapan bagi manusia yang hidup disekitar hutan untuk bisa memahami kebudayaan masyarakat Dayak Iban hingga saat ini.

 

 

 

 

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close