Pada bulan maret, tepatnya akhir bulan saat ini, persoalan partai oleh Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Moeldoko buka suara lagi terkait perebutan kekuasaan antara dirinya dengan Agus Harimurti Yudhoyono di Partai Demokrat masih berlanjut.
Ia menyampaikan alasannya menerima
pinangan sejumlah pihak untuk memimpin partai berlambang mercy itu. Moeldoko
mengatakan arah demokrasi dalam tubuh Demokrat telah bergeser. Ini terjadi
seiring dengan pertarungan ideologi yang kuat menjelang Pemilihan Presiden
(Pilpres) 2024.
Berbagai pinang yang mengarah pada
Moeldoko itu, memang hasil dari pilihan yang di pilihnya, dengan begitu Dia
menjelaskan bahwa pertarungan itu terstruktur dan mudah dikenali. Selain itu
hal ini bisa menjadi ancaman untuk mewujudkan cita-cita Indonesia emas pada
2045. "Jadi ini bukan sekadar menyelamatkan Demokrat tetapi juga
menyelamatkan bangsa dan negara,
Kepala Staf Kepresidenan itu juga
meminta agar tidak menghubungkan peristiwa ini dengan Presiden Joko Widodo. Ia
tidak ingin Jokowi terbebani oleh persoalan yang ia hadapi. Mantan Panglima TNI
itu juga mengaku khilaf lantaran tak memberitahu istri dan keluarganya atas
manuvernya di Demokrat.
Namun, ia menilai sudah terbiasa
mengambil risiko yang menurutnya dilakukan demi kepentingan bangsa dan
negara. "Dan itu atas otoritas pribadi, Berbagai hal terkait
dengan persoalan konflik, teroris serta berbagai hal pada suatu wilayah,
terutama perbatasan masih menjadi bagian dari aspek partai Demokrat nantinya.
Hal Ini, tentunya dengan menunjukkan etika dan logika demokrasi yang
tidak berjalan dan itu buruk buat pemerintah.
Berdasarkan hasil dari Analis
Politik Exposit Strategic Arif Susanto menilai ada kemungkinan kubu Ketua Umum
Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memenangkan pertarungan
internal ini. Namun, hal tersebut bisa terjadi bila ia berhasil melakukan
rekonsolidasi internal. Selain itu, ada pula potensi adanya sosok alternatif
dalam partai berlambang mercy tersebut.
0 comments