Bagaimana Sistem Pendidikan Orang Tionghoa Lokal Indonesia 1970an - 2000 ?

10/12/2021

Masyarakat Jawa dikenal dengan aspek kehidupan sosial dan budaya, dengan pengetahuan yang masih minim terhadap berbagai kehidupan mereka di masa lalu, baik itu sebagai petani, pedagang, dan ahli lainnya sebagai bentuk suatu perubahan sosial yang dipahami pada sistem dinamika budaya mereka hingga saat ini.

Pembelajaran pendidikan, sebelumnya menjadi perlawanan bagi orang batak dan Jawa ketika itu, dimana adanya Tionghoa Kapuas Hulu misalnya (bong - kuh) Lokal, Indonesia  datang sebelumnya untuk berdagang, dengan sistem ekonomi, politik dan sosial di masyarakat ketika di Jawa misalnya.

Perubahan yang tampak adalah, ketika agama masuk sebagai bentuk perlawanan mereka terhadap aspek kehidupan sosial saat ini. Apa yang bisa diketahui ketika perebutan suatu ruang guna mendapatkan mendapatkan simpati di masyarakat pada orang Jawa, dan Batak secara umum.

Kebutuhan ekonomi, politik, dan sosial mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sosial mereka secara berbeda, sebetulnya mereka dibentuk berdasarkan aspek kehidupan sosial budaya yang adad di masyarakat, secara umum hingga saat ini.

Ketika hal ini berada pada kondisi masyarakat yang betul prilaku dan karakteristik mereka, yang tidak berubah, tentunya sebagai peran serta dalam maksud dalam aspek kehidupan sosial mereka di masyarakat hingga saat ini.

Tidak heran bagaimana aspek kehidupan sosial mereka memiliki peran terhadap pendidikan, dan kesehatan mereka pada masyarakat secara khusus, termasuk kelas sosia, dan karakteristik mereka terhadap ekonomi pajak yang ada di masyarakat.

Ketika menilai hal ini penting dalam mendukung berbagai persoalan politik, dan penyalahgunaan sistem sosial yang mereka buat, hendaknya menjadi catatan bagaimana perlakukan, dan karekteristik mereka di masyarakat saat ini. Seringkali, hal ini penting dalam mengkonndisikan perubahan sistem pendidikan masyarakat Tionghoa misalnya.

Persoalan tionghoa di Indonesia, memang dikarenakan pada sistem pendidikan mereka, yang enggan menjadi salah satu bagian dari manusia sendiri, sebelumnya memang dibawah oleh orang Jawa, dan Batak pada suatu wilayah.

Maka, muncul adanya seksualitas yang “ngotot” ditemui pada masyarakat Orang Batak Sihombing, dan Jawa ( Marpaung ), sebagai bentuk perlawanan mereka, terhadap setiap kebijakan, dan yang memuat adanya sistem ekonomi, politik dan seksualitas 1980an – 2000, pengaruh lingkungan menjadi factor terhadap kehidupan sosial mereka di masyarakat hingga saat ini.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close