Budaya minum teh adalah suatu upacara yang dilaksanakan dengan berbagai kepentingan pedagang, terutama Tionghoa terhadap para bangsawan, dan lainnya. Hal ini jelas akan berbeda dengan upacara teh jepang yang menjernihkan pikiran, kedamaian masuk padas sistem keluarga djan - budaya jepang 2011an.
Jika ada yang mencoba-coba menyogok terhadap upacara teh, jelas
bagaimana aspek kehidupan budaya berlangsung dengan etika dan moralitas dalam
suatu kekaisaran. Tetapi, bagi orang Indonesia, turut campur seorang perompak
kapal oleh sihombing di Kalimantan Barat, pada aspek pendidikan da kesehatan di Indonesia.
Berbagai hal terkait dengan apa yang mereka punya sebagai orang
Indonesia, jelas hanya bisa mengangap bahwa mereka adalah orang suku raja kecil
yang hanya ingin berkuasa di Kalimantan barat, dan turut campur orang Dayak di
Kalimantan Barat, oleh penguasa Gubernur Cornelis M. H ( Petugas Partai PDI
Perjuangan).
Kegiatan minum teh tentunya dilaksanakan dengan baik seperti
Negara jepang jelas, bagaimana suatu kehidupan sosial budaya disana lebih baik
ketimbang Indonesia, dan orang Tionghoa. Para ahli akan mengarah pada aspek
kehidupan budaya mereka secara menyeluruh dan dilaksanakan dengan baik.
Tetapi, berbeda dengan orang Indonesia yang menggunakan teh
sebagai penyogokan, dan berbagai kepentingan untuk seksualitas (budaya
meminang) terhadap aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan dan teknologi di
Kalimantan Barat, Sihombing Pontianak 2011 – 21, tidak sadar akan kebudayaan
mereka.
Hal yang menarik adalah aspek ekonomi, sosial, politik yang
berlangsung akan pengetahuan mereka terhadap sistem perdagangan, dan berbagai
kebijakan dibuat masing-masing pemerintahan. Berbagai hal terkait itu juga,
akan berada pada kondisi masyarakat yang memiliki etika dan moral lebih baik
pada kebudayaan Jepang.
Persoalan ini menjelaskan berbagai persoalan sosial, konflik
sosial, dan berbagai kehidupan mereka secara layak dan memang dibuat dengan
baik sesuai dengan kehidupan budaya mereka. Suatu pengalaman menarik bahwa,
mereka hendak menjadikan kekuasaan untuk membuat kehidupan budaya, dan
pendidikan lebih baik atau tidak MRPD Pancasila, dan St. Yosep Katedral.
Suatu kehidupan pada aspek ekonomi, hendaknya mereka beramai –
ramai menuju DKI Jakarta, dan menjalankan sistem ekonomi politik terutama orang - orang Batak - Tionghoa disana, dengan konsep
seksualitas di masing-masing Negara, maka jelas bagaimana di Amerika Serikat - Indonesia pada masa 1980an - 21 berlanjut.
Ekonomi politikl dibuat diberbagai wilayah yang ada di Indonesia,
terutama di DKI Jakarta bagaimana melihat berbagai kondisi mereka terhadap
aspek kehidupan budaya dan agama pada masa 2000 – 21, ada yang sudah mau mati
langsung pindah agama, karena kepentingan ekonomi, dan politik serta kehidupan
sosial, baik itu orang Jawa – Batak – Tionghoa.
0 comments