Gempa Tarakan di Kalimantan Utara, terjadi beberapa kali gempa susulan

12/22/2015

Pepatah lama sering mengatakan pindah ke kalimantan aja jika mau aman dari gempa. Pulau Kalimantan secara geografis tidak dilalui oleh jalur lempeng tektonik serta relatif sedikit mengalami gempa. Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sejak tahun 1980-2013 telah terjadi 42 kali gempa yang melanda Pulau Kalimantan, hal ini relatif kecil jika dibandingkan dengan Pulau Sumatera yang telah mengalami gempa sebanyak 8.550 kali.\

Gempa bumi dengan kekuatan 6,1 skala Richter di wilayah Kalimantan Utara tersebut terjadi pada hari Senin, 21 Desember 2015, dimana Gempa tersebut dirasakan oleh masyarakat Tarakan, Nunukan, dan Tanjung Selor. 

Menurut Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang dikutip dari tempo.co mengemukakan bahwa “Kondisi tektonik di bagian timur Pulau Kalimantan memang cukup kompleks, sehingga zona ini memang merupakan kawasan paling rawan gempa bumi di Pulau Kalimantan”. 

Ia juga menjelaskan bahwa gempa bumi yang terjadi di Kalimantan Utara tersebut merupakan aktivitas gempa bumi kerak dangkal (shallow crustal earthquake) jenis intraplate dengan hiposenter dangkal. Hal tersebut terjadi karena kondisi sesar yang aktif, sehingga menjadi sangat relevan apabila hasil dari analisis mekanisme sumber gempa bumi ini merupakan patahan mendatar (strike-slip fault).

Gempa bumi yang mengguncang Tarakan, Kalimantan Utara pada hari Senin 21 Des 2015 terjadi pada pukul 01.47 WIB dini hari. dimana BMKG juga merilis informasi melalui akun Twitternya menuliskan bahwa gempa tersebut berkekuatan 6,1 Skala Richter. 

Dikutip dari Republika berdasarkan keterangan warga setempat terjadi sekitar sembilan kali gempa susulan yang terasa sejak gempa pertama tersebut melanda. "Barusan ada gempa susulan. Kalau saya hitung, ada tujuh hingga sembilan kali gempa susulan," ungkap warga tersebut.

Dari kejadian gempa di wilayah Kalimantan Utara tersebut bisa kita simpulkan bahwa meskipun Pulau Kalimantan tidak dilalui oleh lempeng tektonik serta tidak memiliki gunung api di pulau tersebut tidak serta merta gempa bumi tidak akan terjadi, kejadian ini bisa dijadikan oleh kita untuk lebih waspada dan tanggap terhadap bahaya gempa bumi ini.

Image Source : Wikipedia
Kita sebagai masyarakat dewasa ini harus lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap hal-hal yang sewaktu-waktu kapan dan di manapun akan terjadi. Menurut David Ward dari United States Geological Survey (USGS) yang dikutip dari Kaltimpost, mengemukakan bahwa, “Gempa bumi tidak membunuh orang, bangunanlah yang membunuh orang”. 

Adalah benar bahwa gempa bumi sesungguhnya prilaku alam yang bisa dilalui oleh manusia, namun dampak dari gempa bumi yang mengguncang bangunan itulah yang berbahaya sehingga korban jiwa berjatuhan. Kita sebagai manusia tidak bisa memprediksi kapan dan dimana gempa bumi tersebut terjadi, yang bisa kita lakukan adalah waspada dan memahami perubahan alam yang pasti terjadi serta kita hidup dengan menyelaraskannya dengan alam.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close