Mengenal Nilai-Nilai Moral dan Mediasi Politik

10/10/2017

Ketika politik kehilangan aspek nilai maka ia akan kehilangan idealismenya. Nilai-nilai moral yang ditundukan oleh perhintungan dan kepentingan-kepentingan praktis. Untuk mengenal politik maka memerlukan basis moral, tetapi perlu menghindarkan diri dari jebakan utopisme dan pragmatism. Yang harus dipahami mengenai utopisme politik perlu dihindari karena kendati dan menyimpan janji-janji itu bisa sangat abstrak dan tidak menyapa kenyataan konkret manusia.

@copyright:images:google.com

Sedangkan pragmatis politik memberi janji dan jaminan kebutuhan konkret, tetapi ia dapat mudah berubah menjadi machiavelisme dalam politik karena nilai-nilai mudah ditukar dengan kepentingan praktis yang absen idealisme. Yang harus dipaham keduanya adalah bahwa jebakan itu bisa saling mengeksklusi maka perlu dihindari ketika nilai-nilai moral hendak diusung dalam politik.

Yang ditekankan dalam hal ini bahwa mereka yang terlibat dalam politik praktis diharapkan untuk membangun daya tahan menghadapi kenyataan sosial-politik yang sering berubah tanpa kendali. Perubahan yang cepat dan tanpa arah disertai berbagai iming-iming kekuasaan dan harta bisa menutup mata politisi untuk mengambil atau mendukung keputusan-keputusan politik yang tuna nilai. Politik yang demikian dijalankan atas dasar yang rapuh. Inspirasi kristiani bagi mereka yang terlibat dalam kehidupan public hendaknya dilandaskan untuk membangun diatas dasar yang kokoh.

Dalam hal ini kepekaan akan situasi menjadi bagian integral dalam keterlibatan politiknya. Iman dalam keyakinan kristiani tidak membebaskan seseorang dari tanggung jawab untuk menggunakan akal budi dan kehendak bebasnya. Berpangkal kepekaan membaca tuntutan zaman, orang beriman yang terlibat politik bertindak menanggapi secara politis apa yang berguna untuk membangun martabat manusia dan membela kepentingan umum.

Untuk memahami iman bukanlah sebuah ideologi yang bisa diperdagangkan dalam tawar menawar politik. Ia menjadi inspirasi yang mendorong mereka yang terlibat dalam politik untuk mengambil tindakan-tindakan nyata berlandaskan nilai. Itu tidak berarti agama digunakan untuk membela institusi keagamaan dan kepentingan sectarian lainnya.

Sikap terbuka terus menerus mencerna situasi berlandaskan iman akan sangat membantu kaum beriman yang terlibat dalam politik untuk ikut mengemban tanggung jawab membangun masyarakat berdasar kompetensi. Maksudnya agara para politisi mengambil kebijakan yang memihak kepentingan umum. Kebijakan –kebijakan itu bermutu karena membela kepentingan umum dan berdiri diatas landasan kemanusian yang kokoh. Keputusan tersebut bernilai dan sering disebut juga sebagai inteligensi politik.

Dengan mengusung nilai-nilai moral diranah public mengandaikan dan menuntut politisi untuk menjaga keseimbangan agar tidak terjebak dalam pragmatism dan utopisme politik.Maka, yang harus diketahui bahwa bersandar pada kepekaan menanggapi situasi nyata dan idealisme moral yang diyakini, mereka yang terlibat dalam politik praktis diajak dalam mengambil keputusan-keputusan public secara bijaksana dan bertanggung jawab.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close