Hubungan Masyarakat dan Antar Kelompok di Indonesia

12/03/2017

Masyarakat Indonesia yang majemuk dan terdiri atas pengelompokan masyarakat berdasarkan ikatan primordial (agama, etnik, ras) dan non-primordial (gender dan kelas sosial). Dari pengelompokan tersebut telah membentuk jaringan hubungan dengan kelompok-kelompok lain dalam suatu sistem sosial. Hubungan antar kelompok tersebut dapat berupa kerja sama dan persaingan konflik.

@copyright:images:google.com
Konflik antar kelompok etnik di Indonesia, salah satunya disebabkan karena tumbuhnya pasangan antar etnik. Dalam hal ini, stereotip-stereotip dan sikap etnosentrisme kadang masih menjadi pegangan para anggota kelompok etnik dalam interaksinya dengan kelompok lain.Dari ketiga hal inilah, prasangka etnik, sikap etnosentrisme, dan stereotip etnik berperan dalam terjadinya konflik antar etnik di Indonesia. Selain dari ketiga factor tersebut, terjadinya kesenjangan sosial dan ekonomi  yang diakibatkan oleh kebijakan maka faktor pemicu diantara kelompok etnik.

Pada masa itu banyak hal terjadi dalam situasi sebelumnya, dimana sekelompok kecil mengalami multifungsi sementara pihak lainnya non fungsional (tidak memiliki fungsi dalam sistem sosial) bahkan kelompok lain sering dianggap sebagai disfungsional (merusak sistem). Sebagian dalam hal ini, akibat dari kesenjangan fungsional yang terstruktur dan terpola ini maka masyarakat kita saat ini terlanjur simbol-simbol privilege.

Berbagai konflik yang terjadi, seperti kelompok antar kelompok etnik yang pernah terjadi di Indonesia juga dapat terjadi karena kelompok etnik lebih berhasil secara ekonomi maupun politik daripada kelompok-kelompok lain yang merasa dihambat kemajuannya oleh kelompok-kelompok lain mulai terasa terhambat. Persoalan yang terjadi sering terjadi baik itu di kelompok masyarakat dan individu.

Jika dilihat dari kajian dalam  yang berjudul “Kesetaraan Warga dan Hak Budaya Komuniti dalam Masyarakat Majemuk Indonesia”yang disampaikan pada Symposium Internasional Antropologi II di Padang, 19 Juli 2001, Parsudi Suparlan  menyebutkan  Indonesia adalah sebuah masyarakat majemuk, yaitu masyarakat negara terdiri atas suku-suku bangsa yang baik langsung maupun tidak langsung dipaksa bersatu dibawah kekuasaan sebuah sistem Nasional.

Dalam hal ini, potensi yang dapat dimanipulasi secara sosial dan politik sebagai anti demokrasi, karena masyarakat majemuk menghasilkan batas-batas suku bangsa yang didasari oleh stereotip dan prasangka, yang menghasilkan penjenjangan sosial secara primordial yang subjektif. Sehingga konflik yang terjadi antarsuku bangsa dan antarkelompok agama yang sejak beberapa tahun ini terjadi berintikan pada permasalahan  hubungan antarsuku bangsa asli dan pendatang. Konflik terjadi juga karena adanya pengaktifan jati diri suku bangsa untuk solidariras memperebutkan sumber daya yang ada.


Meskipun demikian, hubungan antarkelompok etnik baik itu ditingkat lokal, dan nasional, dalam hal ini tidak hanya diwarnai dengan konflik. Kerja sama dan hubungan yang positif juga banyak mereka lakukan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan seperti persahabatan, perkawinan . Dalam hal ini, masing-masing kelompok tetap dapat mempertahankan identitasnya.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close