Masyarakat Indonesia yang majemuk dan
terdiri atas pengelompokan masyarakat berdasarkan ikatan primordial (agama,
etnik, ras) dan non-primordial (gender dan kelas sosial). Dari pengelompokan
tersebut telah membentuk jaringan hubungan dengan kelompok-kelompok lain dalam
suatu sistem sosial. Hubungan antar kelompok tersebut dapat berupa kerja sama
dan persaingan konflik.
@copyright:images:google.com |
Konflik antar kelompok etnik di
Indonesia, salah satunya disebabkan karena tumbuhnya pasangan antar etnik.
Dalam hal ini, stereotip-stereotip dan sikap etnosentrisme kadang masih menjadi
pegangan para anggota kelompok etnik dalam interaksinya dengan kelompok
lain.Dari ketiga hal inilah, prasangka etnik, sikap etnosentrisme, dan stereotip
etnik berperan dalam terjadinya konflik antar etnik di Indonesia. Selain dari
ketiga factor tersebut, terjadinya kesenjangan sosial dan ekonomi yang diakibatkan oleh kebijakan maka faktor
pemicu diantara kelompok etnik.
Pada masa itu banyak hal terjadi dalam
situasi sebelumnya, dimana sekelompok kecil mengalami multifungsi sementara
pihak lainnya non fungsional (tidak memiliki fungsi dalam sistem sosial) bahkan
kelompok lain sering dianggap sebagai disfungsional (merusak sistem). Sebagian
dalam hal ini, akibat dari kesenjangan fungsional yang terstruktur dan terpola
ini maka masyarakat kita saat ini terlanjur simbol-simbol privilege.
Berbagai konflik yang terjadi, seperti
kelompok antar kelompok etnik yang pernah terjadi di Indonesia juga dapat
terjadi karena kelompok etnik lebih berhasil secara ekonomi maupun politik
daripada kelompok-kelompok lain yang merasa dihambat kemajuannya oleh
kelompok-kelompok lain mulai terasa terhambat. Persoalan yang terjadi sering
terjadi baik itu di kelompok masyarakat dan individu.
Jika dilihat dari kajian dalam yang berjudul “Kesetaraan Warga dan Hak Budaya
Komuniti dalam Masyarakat Majemuk Indonesia”yang disampaikan pada Symposium
Internasional Antropologi II di Padang, 19 Juli 2001, Parsudi Suparlan menyebutkan Indonesia adalah sebuah masyarakat majemuk,
yaitu masyarakat negara terdiri atas suku-suku bangsa yang baik langsung maupun
tidak langsung dipaksa bersatu dibawah kekuasaan sebuah sistem Nasional.
Dalam hal ini, potensi yang dapat
dimanipulasi secara sosial dan politik sebagai anti demokrasi, karena
masyarakat majemuk menghasilkan batas-batas suku bangsa yang didasari oleh
stereotip dan prasangka, yang menghasilkan penjenjangan sosial secara
primordial yang subjektif. Sehingga konflik yang terjadi antarsuku bangsa dan
antarkelompok agama yang sejak beberapa tahun ini terjadi berintikan pada
permasalahan hubungan antarsuku bangsa
asli dan pendatang. Konflik terjadi juga karena adanya pengaktifan jati diri
suku bangsa untuk solidariras memperebutkan sumber daya yang ada.
Meskipun demikian, hubungan
antarkelompok etnik baik itu ditingkat lokal, dan nasional, dalam hal ini tidak
hanya diwarnai dengan konflik. Kerja sama dan hubungan yang positif juga banyak
mereka lakukan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan seperti persahabatan,
perkawinan . Dalam hal ini, masing-masing kelompok tetap dapat mempertahankan
identitasnya.
0 comments