Sejarah Peninggalan Majapahit di Jember

2/28/2018

Majapahit adalah kerajaan hindu-buddha terakhir di Jawa, sebelum kedatangan Islam. Berpusat di Trowulan, Mojokerto Jawa Timur, dimana kerajaan ini merupakan urutan terakhir dinasti besar yang mengisi periode Jawa Timur dalam sejarah Jawa setelah pusat kekuasaan bergeser di Jawa Tengah dari masa Mpu Sindok. Munculnya peradaban Hindu-Buddha yang dibawa kerajaan-kerajaan pasca Mpu Sindok yang menempati keraton di beberapa daerah telah membawa perubahan baru. Perubahan baru tersebut antara lain sistem pemerintahan, religi, seni, kesusasteraan dan sebagainya.

Pada masa kerajaan “Jawa Hindu” istilah tersebut digunakan selama berpuluh-puluh tahun, dan baru pada masa belakangan diganti dengan penamaan seperti Jawa zaman klasik atau Jawa zaman purwa. Dalam konteks peradaban baru era klasik yang dibawa Majapahit, dengan membawa konsep lokal tradisional, utamanya untuk pendirian tempat ibadah (candi), petirthaan dan sebagainya. Maka, dengan penataan bangunan religi seperti candi, pada era Majapahit sudah masuk pada konsep makrokosmos.

Bangunan candi yang didasarkan pada kosmos dewa dalam orientasi mata angin, serta jambudwipa yang dikelilingi oleh samudera. Setelah samudera terdapat beberapa rangkaian pegunungan yang mengitari samudera tersebut, demikianlah berselang-seling, hingga terdapat tujuh samudera dan tujuh pegunungan. Bangunan candi Majapahit yang dibuat dari batu bata besar dengan bentuk lebih ramping, atap bertingkat dan mengecil ke atas dari candi periode Jawa Tengah.

Bangunan Majapahit terbuat dari batu bata berukuran besar tersebar di Jawa Timur, termasuk Jember dengan cirri khas goresan bervariasi. Beberapa bangunan selain candi peninggalan Majapahit juga menggunakan ciri khas batu bata besar seperti bekas keraton, benteng, dan petirthaan. Sebagian besar diperkirakan bangunan peninggalan Kerajaan Majapahit berupa candi, benteng, tembok, petirthaan.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close