Konflik yang sering terjadi pada masyarakat pedesaan, mesti dipahami sebagai konflik agraria, dengan asal dari masyarakat pedesaan terhadap asset yang dimiliki mereka. Kalau masa saat ini, diketahui seperti tanah, dan perkebunan yang berada pada masyarakat pedesaan yang hidupnya berasal dari hutan.
Konflik tersebut, merupakan salah satu konflik laten yang artinya sewaktu-waktu akan terjadi. Sehingga, jika terjadi itu hal yang biasa hanya bagaimana suatu kebijakan bisa mengatasinya dengan keadilan masyarakat pedesaan.
Sebagai halnya mengenai pengertian ini, maka dibuatlah sebuah kebijakan yang mendukung masyarakat pedesaan untuk memiliki nilai terhadap pembudayaan mereka. Karena, dengan berbagai persoalan masyarakat pedesaan yang erat dengan sistem sosial mereka terhadap berbagai persoalan mengenai hutan.
Ketika berbagai hal terkait istilah mengenai sistem sosial di masyarakat memiliki peran terhadap pedesaan, maka apa yang menjadi kebutuhan masyarakat pedesaan untuk bisa dipahami sebagai sistem sosial mereka terhadap suatu kebijakan masyarakat pedesaan.
Maka, istilah desa dapat dipahami sebagai masyarakat yang memiliki peran terhadap masyarakat pedesaan sebagai bagian dari sistem sosial masyarakat pedesaan secara umum. Pandangan ini akan berbeda, jika persoalan hutan menjadi bagian dari kegelisahaan terhadap masyarakat perkotaan misalnya, karena berbagai hal terkait dengan sistem masyarakat pedesaan, akan erat dengan sistem nilai di masyarakat secara khusus.
0 comments