Jakarta
adalah ibu kota Indonesia dengan penduduk sebanyak 10 juta jiwa. Diperkirakan
bahwa lebih dari empat juta penduduk di daerah sekitar Jabodetabek menempuh
perjalanan ke dan dari kota setiap hari kerja.
Masalah
transportasi semakin mulai menarik perhatian politik dan telah diprediksikan
bahwa tanpa terobosan transportasi utama, kemacetan akan membanjiri kota dan
akan menjadi kemacetan lalu lintas yang sangat parah sehingga kendaraan tidak
bisa bergerak bahkan pada saat baru keluar dari garasi rumah pada tahun 2020.
Sejak tahun 1980 lebih dari dua puluh lima studi subjek
umum dan khusus telah dilakukan terkait dengan kemungkinan sistem Mass
Rapid Transit (MRT) di Jakarta. Salah satu alasan utama yang menunda
penanggulangan masalah ini adalah krisis ekonomi dan politik 1997-1999.
Sebelum
krisis, sebuah Build-Operate-Transfer (BOT) yang dianggap sebagai bagian dari
MRT baru melibatan sektor swasta. Setelah krisis, rencana mengandalkan BOT
untuk menyediakan pembiayaan terbukti tidak layak dan proyek MRT kembali
diusulkan sebagai skema yang didanai pemerintah.
Transportasi umum di Jakarta saat ini hanya melayani 56%
perjalanan yang dilakukan oleh komuter sehari-hari.[4] Angka
ini perlu ditingkatkan mengingat Jakarta adalah kota dengan tingkat rata-rata
pertumbuhan kendaraan bermotor sebesar 9,5% per tahunnya yang jauh melebihi
panjang jalan dengan kenaikan hanya sebesar 0,01% antara tahun 2005 dan 2010.
Transportasi umum di Jakarta saat ini terdiri dari
berbagai jenis bus, mulai dari bemo yang sangat kecil, mikrolet yang sedikit
lebih besar, hingga mikrobus seperti MetroMini dan Kopaja.
Selain bus kota ukuran penuh serta sistem angkutan cepat bus Transjakarta.
Terdapat juga taksi dengan roda dua (ojek) dan empat serta sistem Kereta Commuter
Indonesia.
Kemajuan
terhadap sistem transportasi telah menjadi bagian dari bangsa Indonesia, yang
memberikan kemajuan yang hebat bagi peradaban manusia. Hal ini, dimulai melalui
sector swasta yang memberikan ruang bagi Pekerja untuk menggunakan transportasi
ini, tentunya dimulai dari director MRT, yang sebelumnya bekerja di Singapore,
dengan berbagai kebutuhannya Silvia Lim, memberikan berbagai pengalamannya
dalam menangani transportasi tersebut, di Negara lain, dengan penerapan sistem
transportasi umum.
Di Kutip : Wikipedia MRT
Di Kutip : Wikipedia MRT
0 comments