Berbagai pengalaman mengenai Protestan Amerika merupakan bagian dari sikap permusuhan yang muncul diberbagai kalangan umat Islam pada abad ke 16 di Eropa. Munculnya persoalan damai merupakan salah satu spiritual yang dilangsungkan oleh pimpinan agama ketika itu, dan hingga kini masih berlangsung.
Untuk dilangsugkan dengan berbagai persoalan terkait dengan Islam,
akan muncul dengan dinamika politik yang dilangsukan masing-masing agama.
Tentunya dengan kebijakan yang dibuat serta memihak dengan berbagai kondisi
yang memang mengarah pada perjanjian dalam menjelaskan persoala agama Islam dan
politik yang sama sekali berbeda.
Penafsiran yang muncul adalah, ketika persoalan terhadap aspek
kreatif yang berdampak pada pengetahuan
dengan ragam sebagai Nabi, atau sultan Turki Utsmani, yang memang berada
pada kondisi mengalah pada kekuatan militer Muslim paling kuat di Asia dan
Eropa.
Persoalan anti kristus merupakan salah satu penafsiran yang
dianggap sebagai perwujudan dari antikristus. Pembaharuan protestan Jerman,
Martin Luther (1483-1956) membayangkan antikristus menjelma sebagai musuh
ganda, baik itu katolik maupun Islam.
Dalam suatu analisis yang dapat menjelaskan persoalan Islam di
Indonesia, tentunya berdampak pada kepercayaan mengenai protestan dan Islam,
sehingga dengan perbedaan itu mereka berubah menjadi agama yang lebih kepada
persoalan agamanya. Hal ini, tentunya mengabaikan peran Islam sebagai dari
aspek ekonomi Islam yang di pahami.
Sedangkan katolik di Indonesia, dengan peran agama yang mereka layangkan
dengan menampung umat Protestan dan Islam untuk turut bisa mengakses ekonomi
politik yang dibuat berdasarkan kepercayaan yang mereka terapkan.
Karakteristik
Luther, Paham Agama
Dalam hal ini, ketika Luther lebih mengacu pada persoalan politik
yang mereka terapkan dengan sultan Turki Utsmani yang dianggap sebagai pemimpin
spiritual dan politik tertinggi dalam Islam, serupa dengan Paus dalam katolik.
Berdasarkan hal ini, mengenai persoalan perdamaian terkait dengan
pemahaman agama, maka Indonesia saat ini tidak jauh berbeda dengan aspek
politik yang mereka terapkan dengan umat Islam, dan Protestan serta kebijakan
yang mengacu pada sistem Kerajaan, kesultanan.
Bagaimana, hal ini bisa di picu dengan aspek yang dibuat
berdasarkan aspek peran individual, kebijakan di setiap suku, agama, dan kelompok
tentunya mereka mengarah pada aspek pemahaman pemgetahuan yang membutuhkan
peran kreatif dalam menyampaikan kepentingan politik yang hendak diterapkan.
Luther memiliki sejarah panjang terhadap resisten agama yang
dilakukan pada kepausan di Roma, ha linin tentunya lebih kepada kepentingan
antikristus dalam pengertian Islam. Karakteristik Luther tentunya lebih kepada
perluasan wilayah Turki Utsmani mengancam Eropa Barat, karena telah menelan
Kristen di Eropa Timur.
Pada masa pemerintahan saat ini, politik yang menjadi bagian dari aspek kepentingan para sultan merupakan hasil dari studi yang penting dalam menggunakan kepentingan Internasional sebagai jarak tempuh dari aspek pembangunan diberbagai bidang, baik itu pendidikan dan kesehatan.
Kepentingan
dalam melihat perbedaan, dan saling menerika dengan perbedaan dan toleransi
antar umat beragama dan dialog yang dapat disampaikan merupakan peran yang
baik, untuk mencegah paham agama yang masuk di berbagai sistem politik di Indonesia.
Kepentingan politik dengan paham agama, tentunya menjadi peran
aktif terhadap aspek kehidupan beragama, dengan paham ideology yang membuat
konflik agama muncul diberbagai wilayah yang ada. Maka, dari itu berbagai aspek
kepentingan yang dibuat misalnya dengan masuk agama pada sebelum masa
kemerdekaan pada wilayah Jawa dan Sumatera dengan masing-masing kepercayaan
baik itu Islam, Protestan, dan Katolik.
0 comments