Dinamika kepemimpinan yang memang tidak lepas dari persoalan konflik kepentingan dengan posisi yang dicapai berdasarkan aspek politik yang dibangun pada masyarakat Jawa. Yaitu dengan posisi dikenakan dengan dinamika budaya kerja pada masa pemerintahan saat ini.
Maka, dengan melepas status pemimpin
perusahaan, baik di lakukan katanya menteri dari partai politik melepas
jabatannya di partai. Pada masa era Presiden
pak Jokowi, harus memastikan setiap
menterinya melepas semua jabatan, termasuk di perusahaan, yang meliputi jabatan
seperti CEO, presdir, harus dilepas
semua.
Apa yang menjadi kekhawatiran dalam
hal ini, tentunya mengarah pada dinamika politik, terutama aspek ekonomi politik yang ditegaskan dengan
kebijakan yang dibuat berdasarkan aspek pimpinan yang berbeda saat ini. Terutama
untuk nama-nama yang merupakan di suatu perusahaan. Dikhawatirkan terjadi
konflik kepentingan.
Kalau ada pemimpin perusahaan yang menjadi
menteri, orang akan bertanya-tanya dan bisa menimbulkan anggapan conflict of
interest. Jangan sampai ada kepentingan perusahaan yang masuk dari program
pemerintah.
Berbagai persoalan terkait dengan
sistem perusahaan yang dibangun tentunya memiliki peran terhadap perubahan pada
masa pemerintahnnya, hal ini tentunya terkait kepentingan swasta, Investor, dan
lainnya dengan kriteria yang dibuat berdasarkan mekanisme yang dibuat dengan
kepentingan Negara.
Kondisi bisnis yang mempengaruhi
ekonomi politik suatu Negara, tentunya akan berdampak kinerja menteri yang
menjalankan berbagai tugas yang dibuat berdasarkan aspek kepentingan dalam
membangun Negara.
0 comments