Peradaban Katolik, Kristen – Islam, Berlindung Pada Agama Kesukuan

5/26/2021

Berbagai aspek keagamaan yang turut menjadi perhatian pada masyarakat yang menyakini injil, tentunya berdampak pada keagamaan mereka terhadap berbagai kehidupan sosial mereka di masyarakat. Tembok gereja, menjadi catatan terhadap adanya pengetahuan manusia dan peradaban yang maju dengan dasar manusia sebagai bidang.

Ketika berbagai aspek manusia mencirikan bahwa mereka tidak baik, dengan tindakan terhadap hindagan dalam suatu makanan maka karakteristik Tionghoa juga ditujukan, pengalaman ketika memahami budaya konsumsi, maka makan di meja Orang Jawa dan Orang Daya, akan tampak berbeda, karena ada penaggalan budaya jawa.

Berbagai hal ditujukan dengan berbagai aspek makanan yang dibuatnya, hal ini guna memahami bagaimana sosial budaya dan keramahan orang Indonesia berbudaya ini. Telah menjadi pembelajaran terhadap berlangsungnya kunjungan sosial budaya lokal disini.Dan apa yang menjadi dasar dari pandangan kebudayaan Jawa.

Melekat pada hal itu akan jelas, dengan dinamika masyarakat yang penting dalam budaya Jawa di Indonesia, pada meja makan. Berbagai hal itu di memahami budaya Orang daya. Maka, sistem konsumsi sosial pada masyarakat Jawa dan Daya telah berasimilasi, pada orang Tionghoa telah terjadi pada hak kehidupan sosial, beragama dan budaya di Indonesia.

Sementara, bagaimana mereka berlindung dibalik tembok gereja, dengan menghalalkan setiap pekerjaan mereka dimana mereka berada. Hal ini menjadi bukti akan adanya peradaban budaya Barat saat ini. 

Memang berada pada kondisi umum masyarakat saat ini, perlakukan dan tindakan terhadap budaya Tionghoa akan ada pengaruhnya pada sistem konsumsi masyarakat, tepatnya ekonomi politik yang dihasilkan pada masyarakat Jawa dan Dayak ini.

Hal ini jelas bagaimana mereka berperan dalam sistem ekonomi politik yang diterapkan pada uang cetakan di Indonesia, dan bagaimana mereka membuat konflik konsumsi di meja makan, peradaban itu muncul dengan adanya prilaku mereka terhadap agama mereka sendiri, serta bagaimana mereka berbudaya sesuai dengan keinginan mereka terhadap dinamika masyarakat saat ini.

Persoalan di masa lalu, telah tercatat dengan sejarah konflik di Kalimantan Barat, mengindentifikasi kehidupan konflik sosial yang mereka terapkan Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Bagaimana, hendaknya memahami berbagai konflik sosial dibuat, dengan aspek suku, dan agama.

Suatu pengalaman, dengan adanya konflik etnik pada tahun 1990an jelas dengan berbagai tragedy tidak lepas dari perilaku mereka terhadap masuknya kebudayaan Barat dan Tiongkok. Memungkinkan kah, mereka menerima bagaimana budaya di Indonesia berada pada aspek pertukaran budaya saat ini.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close