Sistem Konflik Pribumi dan Non, Ideologi Menguasai ?

6/03/2021

Ideologi Pancasila, bukan untuk melakukan aksi konflik pemukulan, penjepretan terhadap berbagai hubungan sosial budaya yang berlangsung. Tetapi, dalam hal ini dapat diketahui bahwa karakteristik manusia dalam melihat berbagai persoalan pada manusia itu menyimpang dapat diketahui dengan baik oleh misalnya jan dalam hal ini melakukan pemukulan baru-baru tahun terakhir ini di lingkugan rumah tangga.

Yang perlu dikhwatirkan adalah ketika persoalam pemukulaan berlangsung dengan kebiadaban manusia setelah diimplikasikan pada film klasik yang kini menjadi nama jalan di Pontianak, akan berbeda untuk diketahui.

Berbagai hal itu juga, dapat diketahui dari pemilihan lokasi misalnya, yang pelru disampaikan dalam hal ini amat berbeda jauh dampak positif dan negatifnya. Hal yang perlu di ketahui ketika berbagai istilah itu dibuat, untuk kepentingan ekonomi politik, urbanisasi pedesaan, budaya sosial, serta aspek lainnya memang berada pada kondisi masyarakat yang menyimpang dalam sistem keadaan mereka, termasuk kehidupan dan agama.

Pembahasan ini, memang mencakup dengan hukum yang hingga kini berlindung pada aspek kepentingan konflik sosial yang terjadi. Dinamika konflik sudah diciptakan oleh segelintir orang, sehingga tidak heran jika orang Batak dan orang dayak menggunakan hal itu dalam kehidupan dan beragama.

Sementara, itu berbagai hal itu diikuti dengan agama lainnya dalam kehidupan agama misalnya dalam lingkungan dinas militer, yang diketahui pada kehidupan agama yang menjadi akhir manusia, dapat diektahui dengan demikian, menyalaggunakan ajaran agama dan arah moral pada kehidupan manusia.

Berbagai hal terkait dengan Pancasila, mengarah pada kekuasaan ideology, maka jelas bagaimana sistem politik bekerja pada setiap bidangnya, hanya khusus di lokal, Indonesia. Kehidupan agama akan berlangsung dengan baik, pada sistem budaya di masyarakat yang dahulu mengerikan hingga saat ini.

Jelasnya, akan diketahui dengan baik berbagai hal terkait dengan penyimpangan idoelogi yang dibentuk dari persoalan masa lalu yang berlangsung pada setiap oknum. Pada masa itu, mereka berada pada persoalan masyarakatnya, dengan aspek pembunuhan massal yang panjang, tidak hanya pada pemukulan yang berlangsung.

Karakteristik orang Indonesia, Islam yang memiliki kehidupan dari aspek saling membunuh dan memukul merupakan hasil dari kehidupan agama yang tercipta pada masa Bangsa Indonesia berdiri.

Jika diketahui, berbagai aksi konflik kerajaan, orang yang tidak senang seperti Orang Batak Silaban, dan Orang Jawa Marpaung, kode lingkungan 003 itu maka jelas menyerangnya langsung dalam rumah 2011-2018, untuk mengacau keluarga dan kehidupan kerajaan, salah satunya dengan konflik massa, serta kelompok, dan individu.

Maka, tidak heran dengan demikian, mereka berlindung dibalik Kristen dan Islam di Indonesia dan adu domba memang hebat, ilmu politik demikian, begitu juga ingin menguasai ekonomi politik, penguasaan alat produksi dengan metode Orang Tionghoa untuk seksualitas, dan sentimen dalam setiap kehidupan manusianya.

Orang Silaban, Malau, (Marpaung Jawa Tulung Agung, Yogyakarta) itu pola wilayah itu memang dapat dipahami hebat, rekayasa konflik sosial yang dibuat, penyakit manusia pada sistem kesehatan dan kelas sosial, cirinya manis sekali karakteristik, akan berbeda dengan seni seksualitasnya

Akan berbeda dengan jika mereka akan tampak dengan prilaku mereka terhadap agama Katolik misalnya dan suku mereka di Indonesia. Strategi politik telah berubah pada masa 2008 dengan konsep seksualitas, dan senjata jitu pada pendidikan dan kesehatan, begitu baik pada pembangunan manusia (Indonesia). 

Dilingkungan sekolah dan birokrasi tepatnya layanan publik saat ini, berbagai hal terkait itu maka jelas bagaimana pola sistem demokrasi berlangsung, yang mengundang simpati diberbagai Negara, terutama untuk pajak pembangunan, itu yang dilakukan orang pribumi, terhadap non pribumi.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close