Sistem Pendidikan Seksualitas (2018-2021) & Kelas Sosial

6/06/2021

Ketika dipahami dengan baik, bagaimana sistem pendidikan di Indonesia bekerja, dengan membuat orang Tionghoa, dan menggangu aktivitas kampus, melalui pendidikan katolik Orang Batak di Indonesia, serta tenaga kesehatan, serta menjadi jelas akan perlawanan mereka terhadap suku Tionghoa, jika tidak berasimilasi budaya pada masa Soekarno, Orde Baru, Revolusi Mental, dan Industri, akan terjadi pendidikan dan kesehatan yang tidak sesuai dengan hakikatnya.

Hal ini jelas dilakukan oleh orang Indonesia, dengan demikian persoalan pembangunan ekonomi di masa lalu,. Atas kesalahan mereka terhadap seksualitas politik yang mereka gunakan di Jawa dan Kalimantan. Jelasnya, ketika mereka telah dinyatakan biadab berdasarkan unsur genetika bukan manusia, Orang Batak dan Orang Dayak ini mampu hidup di masyarakat dengan rasa tidak malu, di masyarakat.’

Dari hal itu, maka mereka membangunan ekonomi politik mereka dengan kemaluan itu dengan baik, hal ini jelas sebagai pemahaman yang menjadi pendekatan atas apa yang dletakan pada setiap perkampungan di RT 003 ini, jelasnya mereka menggunakan berbagai aspek ilmu sosial, budaya dan agama, dengan data itu maka mereka menggangu kehidupan lawan politiknya.

Alhasil yang dapat diketahui, berbagai partai yang berkoalisi, tidak luput dari persoalan mereka sebagai Gubernur Sutarmidji ( 2019 ), berbagai partai politik yang berkoalisi dengan Golkar di Indonesia, dengan melibatkan Silaban dengan julukan perompakan kapal, setelah pendidikan maka mereka berasmilasi seperti tidak bersalah, dengan demikian ekonomi Tionghoa makmur maka perlahan Orang Batak memiliki motof untuk menguasai sistem politik dan ekonomi.

Kebersalahan orangtua dalam kebiadaban mereka terhadap pendidikan di Jawa ketika itu (Marpaung) menjadi perjalanan sosial budaya, dan genetika (turunan), kehilangan rasa malu di Indonesia, dimana dalam hal ini kehidupan dan kematian menjadi rencana mereka terhadap kebringasan mereka pada orang Tionghoa di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan Barat.

Menjadi penting bahwa, mereka hidup dalam kekacauan akan agama mereka yang tidak tentu itu dalam sehari-harinya, serta lingkungan sosial dan budaya, terhadap berbagai pendidikan dan kesehatan yang mereka terapkan dan berlindung dibalik itu. Bagaimana mereka bertahan hidup, dengan drama kehidupan yang begitu apik di tonton.

Berbagai hal terkait itu juga, menjadi temuan bagaimana mereka hidup ditengah masyarakat, sosial, budaya dan Negara, dimana dalam hal ini menjadi pemajuan peradaban manusia para suku di Indonesia menjadi tampak secara mikro. Jelasnya bagaimana mereka berada pada lingkungan dan perkampungan terhina, tetapi tidak membangunan ekonomi mereka, yang dicari adalah orang Tionghoa dengan budaya asimilasi, ternyata (mereka bukan orang baik, pada kehidupan agama, dan budaya), 2015-2021.

Akal sehat tiada, sehingga tidak mengenal sistem dan kelas sosial yang begitu penting di Indonesia, pendidikan karakter tidak baik terhadap berbagai aktivitas dan pekerjaan mereka selama di Pontianak. Sistem ekonomi politik menjadi bagian dari keberadaan mereka selama ini, bagaimana mereka hidup dengan sistem ekonomi seksualitas pada pelaggaran agama dan kehidupan mereka di masyarakat.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close