Pada tahun 2016 berlanjut dengan aspek kesadaran diri sebagai orang Indonesia (Tionghoa), paham betul bagaimana mempelajari baik mengenai budaya Jawa, Yogyakarta, Malau Orang Batak, serta konflik yang pasti akan diciptakan pada masa peran budaya berlanjut.
Hendak diketahui adalah bagaimana mereka berperan dengan pekerjaan
mereka, istilah kata nebeng kantor kompas, dengan urusan diluar pekerjaan.
Pertemuan itu menjadi pengalaman ketika mesti berinteraksi dengan mereka,
dengan tutur katanya kasar dan manis itu, jelas peneliti kompas itu sangat pintar
dalam berbagai hal.
Ketika ditanya, berbagai hal terkait dengan sistem sosial budaya,
serta keinginan tahu mereka dengan berbagai halk jelas sekali ketika mengetahui
alamat rumah, dan dijadikan sebagai alat politik agama, tidak memiliki apa-apa,
jelas selama di Kalimantan Barat, Indonesia, mejadi temuan menarik terhadap
kontribusi yang dilakukan selama ini, (budaya lancang, Melayu digunakan).
Mereka, jelas bagaimana memperlalukan orang Tionghoa menjadi
pengalaman menari harus bergaul dengan mereka, dan terlibat kasus tang pernah
terjadi, dari masa jabatan, konflik sosial di tempat kerja yang dapat dipahami
dari hasil ketidaksenangan, serta lainnya pada alamat rumah Pontianak RT 003.
Apa yang menarik, ketikla bergaul dengan orang seperti itu jelas
sekali bagaimana latarbelakang kehidupan mereka selama di Kalimantan Barat, dan
urbanisasi mereka selama menikmari hasil ekonomi politik yang diterapkan, dari
hasil seksualitas, kecurangan dalam bekerja, konflik sosial yang diciptkan karena
rasa tidak senang, dan perbedaan agama, dan partai politik.
Hal ini menjadi catatan terhadap perlakukan mereka dalam dedikasi
mereka pada media massa sebesar itu. Berbagai hal terkait itu juga bagaimana
mereka berperan dalam sistem ekonomi politik yang melibatkan berbagai persoalan
pendidikan, dan kesehatan, ekonomi.
Sejarah pembangunan ekonomi Orang Batak itu, jelas asimilasi dari
budaya Jawa, dan Dayak kemudian berkuasa
dengan injil kitab agama mereka berdasarkan latarbelakang agama yang diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari mereka, sebagai resistensi siapa diri mereka
2011-2016, Kompas.
Dari kebusukan yang dibuat, itu artinya dari diri mereka sendiri
menciptakan diri mereka yang semestinya dengan nalar, akal sehat dan pikiran
yang baik untuk tidak melakukan penyimpangan seksualitas politik, pendidikan
dan kesehatan, maka dengan demikian dari situ dimulai sistem ekonomi yang
dibangun berdasarkan sistem budaya sosial mereka di masyarakat, Siregar
2019 - 2021.
Ekonomi kreatif mulai dibuat, dengan makanan, hasil laut, dan
hutan, hal ini jelas dengan menikmati hasil persoalan konflik di masa lalu, dan
sistem ekonomi yang dirancang dengan baik di Kalimantan Barat, Indonesia.
0 comments