Dengan berbagai persoalan masyarakat Batak, akan lekat dengan
keributan dan konflik yang mereka perbuat. Hal ini tidak serta merta bagaimana
mereka hidup di masyarakat dan keluarga, dengan berbagai persoalan mereka
terhadap kehidupan dan agama.
Budaya menjadi bagian dari adanya penyelarasan, dan kesadaran
budaya dan rasa malu yang hendak menjadi pendidikan dan pembelajaran terhadap
kelas sosial, dan menjadi batasan mereka ketika hidup bermasyarakat.
Meskipun akan dipahami bagaimana praktik – praktik yang menjadi
dasar terhadap sistem budaya yang melekat pada dinamika sosial yang paham akan
menjadi bagian dari symbol terhadap sistem ekonomi, budaya, saat ini.
Pemahaman yang akan disadari mengenai adanya konflik sosial,
konflik agama akan lekat bagaimana mereka
hidup dengan adanya sistem yang nyata pada potensi bencana yang mereka
perbuat. Akan dipahami bagaimana sistem budaya itu muncul dengan drama
kehidupan, pada masyarakat suku Batak dan Tionghoa.
Hal yang melekat pada dinamika budaya saat ini, menjadi temuan
terhadap persoalan masyarakat, dan lingkungan keluarga yang tampak bagaimana
hal ini menjadi penting terhadap potensi konflik yang mereka perbuat.
Berbagai persoalan asimilasi budaya, akan tampak bagaimana mereka
hidup di masyarakat dengan potensi yang berbeda dengan prilaku mereka terhadap
dinamika budaya yang saat ini berada. Konflik yang dibuat, tidak jauh bagaimana
drama politik, agama, serta suku.
Jelas dengan baik, bagaimana mereka berlindung pada budaya, dan
agama. Prilaku, dan sistem budaya akan melekat pada dinamika itu muncul, dengan
adanya rasa malu terhadap berbagai hal yang mereka lakukan saat ini.
Berbagai hal terkait itu juga, berbagai persoalan masyarakat
secara individu akan melekat pada persoalan di masyarakat, jelas bagaimana
mereka hidup dengan apa yang mereka terapkan saat ini. Catatan baptis akan
jelas bagaimana mereka memahami budaya dan agama dalam kehidupan mereka, yang
menjadi symbol terhadap aspek kesehatan sosial mereka selama berkehidupan.
Hal ini jelas bagaimana, persoalan Jawa dan Batak (Indonesia)
menjadi catatan bagaimana mereka berprilaku, pada pembangunan manusia, dan
lingkungan. Persaingan itu maka muncul, dengan sistem pembelajaran terhadap
ketekunan mereka, dan konsistensi mereka pada agama dan kehidupan, serta budaya
dalam suatu perbedaan yang saat ini melekat di bumi Kalimantan 17 Juli 2021.
Hingga saat ini, bagaimana mereka hidup dalam agama yang jelas
bagaimana muncul adanya stigma mengenai berbagai persoalan terkait dengan keributan dan dunia medis, pengetahuan (Batak,
Sihombing, Kristen - Islam), yang menjadi tujuan untuk mendapatkan sistem ekonomi seksualitas, dan pengakuan terhadap agama dan budaya.
Pola seperti itu dapat ditemui dengan kepentingan ekonomi, sosial,
budaya dan agama yang melekat pada kehidupan mereka, yang dapat dipahami dengan
peran dan bagaimana mereka mendapatkan hasil ekonomi mereka.
Dengan penuh kelacangan (Melayu) bagaimana mereka hidup, sesuai
dengan prinsip dan agama mereka selama diberbagai wilayah. Rasa malu, pada suku
mereka tampak pada kehidupan mereka di berbagai wilayah (Batak), dimana tempat mereka
bekerja dan berdoa. Perubahan itu tampak bagaimana digambarkan, dengan
pembangunan yang dimulai (Indonesia, 1945 - Orde baru ).
0 comments