Apa yang dapat dihasilkan dari budaya Indonesia, pada sistem konsumsi yang mereka terima hingga saat ini. Maka, jelas bagaimana rasa malu dengan budaya mereka, seperti Jawa dan Batak (Marpaung), akan jelas bagaimana kehidupan mereka tinggal dan hidup.
Dengan dasar itu, maka jelas bagaimana sistem budaya, agama dan
politik berada pada kondisi masyarakat dengan sistem ekonomi budaya, meletakan
akan kesadaran mereka terhadap suatu nilai dan moral di masyarakat.
Keluarga menjadi konsep bagi kehidupan bermasyarakat, tanpa
terkecuali untuk melihat bagaimana ekonomi mereka tumbuh berdasarkan hasil yang
diperoleh. Ilmu pengetahuan sosial, akan berkembang dengan adanya kebutuhan
masa modern saat ini, dalam hal ini jelas bagaimana budaya malu menjadi
asimilasi budaya Barat dengan kondisi persaingan global (2025).
Konflik yang dibuat setidaknya menjadi pembelajaran yang baik,
terhadap aspek kebutuhan mereka dalam dinamika berkarakteristik di masyarakat,
serta berpendidikan dan berbudaya. Hingga saat ini, berbagai kebutuhan akan
sangat dipahami dengan sistem dinamika sosial mereka, serta gaya hidup yang
setidaknya menjadi penghasilan mereka semasa hidup.
Pengaruh dari hal itu, jelas bagaimana pengetahuan menjadi dasar sebagai kehidupan beragama, dengan nilai-nilai dan kitab yang jelas menjadi panutan dari berkepercayaan. Ketika kebutuhan semakin meningkat.
Pada suatu
asimilasi budaya Tionghoa, maka untuk mencapai status sosial, dan pendidikan anak-anak
mereka, hingga berlindung dibalik agama dan profesi, jelas bagaimana mereka berproses pada
budaya dan agama Kristen Protestan dan Katolik, serta Islam (Indonesia).
Keteguhan iman, dan harapan menjadi semakin yakin bahwa dinamika
budaya dan agama pada pembangunan manusia, tidak sesuai dengan konsep suatu
Negara, jelasnya hanya menyesatkan dengan kepentingan ekonomi politik.
Berbagai ahli ahli budaya, dan tokoh agam jelas akan memahami
bagaimana karakteristik dan prilaku manusia mereka terhadap perubahan sosial,
budaya, dan agama serta pengetahuan yang mereka miliki dengan dasar-dasar dari
migrasi orang Tionghoa, yang menempatkan pada prinsip kepatuhan (konghucu).
Pada suatu sistem agama, akan lekat bagaimana peran dan dinamika sosial, pada masing-masing moral manusia itu sendiri. Maka, jelas bagaimana ketika sumber ekonomi tidak dapat lagi dihasilkan.
Maka jelas drama yang
dilantunkan oleh masyarakat Batak dan Dayak melalui pendekatan seksualitas
menjadi bagian dari kehidupan dan konflik mereka semasa hidup, dalam sistem
ekonomi yang mereka dapatkan, dan dampak bagi mereka.
0 comments