Sistem Mata Uang, Kehidupan Sosial Budaya Orang Batak

7/24/2021

Berbagai pemahaman kehidupan budaya dan agama, akan lekat dengan berbagai aspek kehidupan sosial budaya mereka, dan ekonomi yang mereka terapkan di Indonesia. Seperti mata uang, yang memiliki pembelajaran terhadap strategi orang Batak Sihombing, dan Tionghoa (jan) sistem keluarga, Dayak, Jawa dalam menentukan kesejahteraan sosial, guna merugikan orang lain, Itulah Batak dan agamanya, Siregar (Katolik).

Konflik yang dibuat oleh orang Tionghoa, dan strategi untuk membawa berbagai hal terkait dengan rasa tidak malu mereka dalam kehidupan bermasyarakat dan berbudaya di Kalimantan Barat, cara kotor Sihombing Silaban telah dilakukan dengan seksama, guna melanggengkan kekuasaan, di Indonesia seperti apakah diperintah oleh petugas partai, tokoh agama, dan kepala suku.

Hal ini tidak serta merta, untuk berlindung dibalik agama Kristen Protestan dan Islam di Indonesia, begitu menjijikan karena akses ekonomi yang diterapkan secara politik, RI 2021, di Kalimantan Barat. 

Hidup dengan ketidaksehatan, dan kesejahteraan sosial yang dimiliki dari hasil politik seksualitas, untuk mencapai pengakuan atas konflik sosial yang dibuat, hingga peristiwa bersejarah di Indonesia di Kalimantan Barat.

Catatan ini berlanjut pada masa sebelum 1960an yang melanjutkan berbagai persoalan ekonomi, pendidikan dan kesehatan, dan birokrasi, dan tidaksenangan Orang pribumi di Kalimantan Barat, jelas bagaimana mereka hidup dengan baik, dan tidak berbeda dengan binatang.

Hidup para suku di Indonesia, tampak pada film yang ditemui oleh orang Papua, dimana terdapat sumber berharga yang dapat diperankan dalam film anak-anak, yaitu Hobbit. Rasa ketidaksenangan itu, memang memuat berbagai konflik sosial, oleh PDI Perjuangan, dapil Bali dan Kalimantan Barat dalam kehidupan sosial budaya dan agama mereka di Indonesia.

Jelas dengan hal ini dampak yang mereka buat, dengan berlindung dibalik agama Protestan, Islam, dan Katolik (PDI Perjuangan), pelajari para suku di Indonesia yang terlibat di Kalimantan Barat, yaitu suku Melayu, Jawa, Dayak, dan Batak Sihombing, dilema agama dan genetika, hasil kebiadaban mereka selama berkehidupan sosial budaya.

Konsep keluarga, dan pendidikan yang merusak segala pertumbuhan kota, lingkungan, sistem keluarga, sistem sosial, dan agama (spritualitas) yang memang terang sekali dari prilaku mereka terhadap berbagai aspek sosial budaya mereka di masyarakat. 

Hal itu jelas bagaimana penggangu ketidaktentraman bagi masyarakat, dan suku Batak, Melayu dan Dayak itu hidup di tengah masyarakat saat ini, Kalimantan Barat 2011-2021.

Permainan mata uang yang diciptakan oleh Indonesia, tidak serta merta baik, suatu kritikan yang tajam atas berbagai peristiwa yang dibuat, dengan hasil dilema genetika, dan perusak sistem kesehatan, dan pendidikan, dalam perebutan kekuasaan, dan persaingan global. 

Strategi kemudian dilanjutkan untuk berwisata misalnya guna mensejahterakan, Sihombing (Silaban), rasa malu pun tidak ada dengan status mereka, untuk bertahan kembali.

Maka  diterapkan  sistem seksualitas dan kekeluargaan (Malau, Marpaung), atas konflik dan rencana yang mereka buat, pada saya, guna mengakses ekonomi sosial, budaya, agama dan berkehidupan, prilaku anak suku Indonesia, dan pendidik, seperti perompak kapal kalau masa Belanda itu dahulu.

Kasus demi kasus juga dibuat guna, melanggengkan berbagai sumber ekonomi, politik, sosial, budaya, hingga merusak adanya agama di Indonesia, dengan tidak memiliki malu di mata dunia, Negara, dan kehidupan beragama mereka.

Dengan meringankan beban kejahatan mereka selama hidup, maka dibuat berbagai konflik yang hendak dilakukan guna melanggengkan kekuasaan di Indonesia. Lihat kembali, kebiadaban mereka pada ruang pendidikan, dan kesehatan, Indonesia 2021., Pemerintah dan Non pemerintah seperti NGO.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close