Kehidupan sosial, dapat dipelajari dari orang-orang yang ditemui,
guna memeriksa pola urbanisasi mereka, sistem budaya, ekonomi, sosial dan
politik hingga prilaku keberdayaan dengan budaya Jawa akan tampak dengan adanya
ekonomi budaya yang mereka ciptakan.
Hal ini jelas, dengan memahami bagaimana prilaku mereka selama
kehidupan sosial budaya dan agama, dengan konsep dan nilai-nilai mereka
ciptakan sebagai masa yang begitu berbeda dengan masa kemerdekaan dan kolonial
Belanda.
Persoalan yang dapat dibahasa dan dikaji dalam hal ini adalah
bagaimana mereka tinggal, dan hidup berpindah-pindah berdasarkan sistem ekonomi
politik yang ingin diakses, dan melalui sistem budaya politik yang tercipta.
Ini jelas menjadi pandangan terhadap pemajuan ilmu pengetahuan,
budaya dan agama yang saat ini melekat pada aspek kehidupan sosial mereka di
masyarakat, budaya dan agama saat ini. Bagaimana mereka memperoleh sistem
ekonomi, dapat dijelaskan dari hasil kehidupan sosial mereka terhadap pada konsep
agama, dengan konflik – konflik yang dibuat, dilingkungan masyarakat, keluarga,
dan gereja.
Pengetahuan yang baik, akan tampak pada aspek manusia itu sendiri,
dimana mereka hidup dan berasal. Suatu kesadaran budaya, menjadi bagian dari
konsep agama yang memiliki peran terhadap kehidupan mereka selanjutnya.
Ketiadaan itu memang berasal dari karakteristik, prilaku mereka
pada masa sebelumnya, terhadap konflik dan perbuatan yang tidak baik kepada
orang Tionghoa, siapa lagi kalau bukan orang pribumi itu. Dari suatu kehidupan
itu muncul dengan ragam suku yang ada di Indonesia, dari hasil urbanisasi
mereka di Kalimantan Barat, 1980-2021.
Dengan itulah, berbagai persoalan konflik di masyarakat, merupakan
hasil dari persaingan ekonomi, sosial, budaya, dan agama yang melekatkan mereka
untuk meraih kelas sosial yang baik, di masyarakat, dengan cara tidak baik.
Dari hasil juga, muncul suatu aspek untuk dipahami adalah ekonomi,
Sihombing, Siregar, dan Orang Jawa 2011-2021. Tanpa disadari budaya lancang (Melayu) dipahami dari aspek
mereka hidup di masyarakat, guna mendapatkan simpati yang baik, atas
ketidakmampuan mereka terhadap kondisi masyarakat, persaingan global, inovasi, teknologi dan sistem keluarga, melalui
bantuan sosial baik itu pendidikan dan kesehatan, Batak - Jawa – Dayak 2000-2021.
Hal ini jelas bagaimana mereka hidup, dan sistem ekonomi apa yang diterapkan saat ini. Berbagai hal terkait itu juga, maka jelas bagaimana aspek sosial, fasilitas publik, pelayanan kesehatan dan pendidikan serta ekonomi selama di Kalimantan Barat pada pemilihan Gubernur misalnya, menjadi dokter, pendidik, dengan hasil dari pajak di masyarakat seperti pedagang, petani, pengusaha, dan sejenisnya.
Hal ini tentunya dengan berbagai
persoalan yang tampak bagaimana pembangunan masyarakat yang diciptakan pada
kondisi politik seksualitas mereka, PDI Perjuangan dan Golkar, pada masa 1980an-2021, di Kalimantan Barat.
Budaya malu menjadi bagian dari hubungan antara orang Indonesia,
akan sangat mampu dibaca bagaimana sistem budaya dan agama, serta ekonomi yang
mereka berikan yang sesuai dengan aspek kehidupan sosial mereka di masyarakat, dan apa yang diberikan oleh kaum pribumi di Indonesia, dari hasil pajak yang di konsumsi, Kemerdekaan 1945-2021.
0 comments