Kehidupan Sosial Budaya, Konflik, dan Pembangunan Kota Pontianak 1990an

10/21/2021

Memahami pembangunan manusia, tidak lekat pada karakteristik lingkungan yang membentuknya. Hal ini jelas bagaimana mereka hidup dengan aspek kehidupan sosial budaya di masyarakat yang melekat terhadap persaingan sosial, kelas sosial, ekonomi, dan politik yang melibatkan sejumlah masyarakat Tionghoa, Dayak, Jawa, dan Batak di Pontianak.

Seringkali hal ini menjadi penting terhadap aspek kehidupan sosial yang melekat pada prilaku dan pola kehidupan mereka di masyarakat, kepentingan politik memang berada pada kondisi kekuasaan, dan hal ini merupakan moral terhadap berbagai etika dalam pendidikan Barat, dan Timur.

Tetapi, seringkali ketika kepentingan politik berlangsung maka di pahami bagaimana etika dan moral masyarakat Batak, dan Dayak sebut saja Siregar, Silaban, dan Marpaung ( Jawa ) di Kota Pontianak, serta Malau pada konflik sosial yang dibuat pada 1990an, serta kehidupan budaya dan agama mereka (Katolik, Protestan dan Islam) di Indonesia berada pada persoalan seksualitas, ambisi dan hawa nafsu.

Batasan suatu wilayah, tampak pada suatu etika dan moral dalam sistem ekonomi politik yang mereka terima berdasarkan hasil seksualitas dan resistensi mereka terhadap pembangunan yang ada di Kalimantan.

Kehidupan sosial masyarakat, tampak pada pertanian, dan tanaman keras yang mereka buat, seperti perkebunan, dan berbagai aspek kehidupan sosial mereka di masyarakat tanpa disadari dengan pekerjaan yang mereka peroleh.

Ketika itu menjadi dasar dari sistem prilaku dan karakteristik mereka di masyarakat hendaknya menjadi sistem kepentingan terhadap fungsi tubuh mereka, dan bagaimana mereka hidup berdasarkan identitas seksualitas mereka di masyarakat.

Seringkali hal ini menjadi penting dalam melihat berbagai aspek kehidupan budaya dan agama di masyarakat yang melekat pada persoalan kelas sosial yang dapat diterima berdasarkan sistem budaya dan dan agama selama mereka hidup.

Berbagai hal terkait dengan itu juga, maka tidak lepas dari kehidupan sosial mereka sehari-hari, bagaimana mereka bekerja, dan bagaimana mereka melangsungkan seksualitas mereka secara pribadi 2011. Hal itu disadari dari hasil pembangunan masyarakat yang diperoleh dari pajak, dan ekonomi seksualitas yang dihasilkan dari berbagai Negara tepatnya Barat 1970an – 2000 berlanjut.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close