Kuliner Tionghoa, Malam Di Kota Pontianak 1980an

10/17/2021

Ketika malam, hendak menikmati kuliner tradisional Tionghoa, khasnya ada di pinggiran jalan, dimulai dari minuman, dan makanan khas Thionghoa. Berbagai hidangan makanan ringan dan beratnya makanan itu memang dapat dinikmati bagi wisatawan lokal yang hendak mencoba rasa tersebut.

Berbagai kalangan yang hendak dipahami adalah ketika masing-masing kuliner khas Tionghoa merupakan hasil dari pembuatnya, menjadikan makanan ini ramah untuk dikonsumsi. Hal ini jelas, bagaimana makanan dapat menjaga tubuh tetap sehat.

Makanan yang berisi tepung, beras, dan campuran lainnya memang merupakan ciri khasnya. Di mulai, dari kuliner kokkue yang dibuat dengan tepung, keladi, dan berbagai hidangan lainnya yang memang berada pada kondisi memprihatinkan, yang mengingatkan berbagai peristiwa dan ternak dimakan 1970an.

Berbagai cerita di masyarakat Tionghoa Pontianak dan Desa, memang berasal dari kalangan kelas sosial rendah, akan berbeda dengan kelas sosial menegah yang berdampak pada aspek kehidupan budaya yang ada di masyarakat dan lingkungan yang memiliki karakteristik memaki-maki, dan berbagai budaya yang dibawah dan diterapkan pada lingkungan rumah tangga (bong - jan hasil genetika turunannnya).

Ketika hal ini berada pada suatu kondisi dengan aspek kehidupan budaya sosial di masyarakat, hendaknya dipahami dengan aspek kehidupan sosial masyarakat kota ketika itu, misalnya pada tahun  berapa Pontianak dibangun menjadi kota, dan peradabannya ketika itu pada orang - orang Tionghoa Pontiaianak ketika itu, berbeda dengan Tionghoa Jakarta.

Berbagai peristiwa dan adanya asimilasi budaya  telah mengingatkan berbagai aspek kehidupan sosial di masyarakat dengan baik, ditambah lagi peristiwa yang dibuat masyarakat itu sendiri, menjadi bagian dari konflik sosial terhadap politik spritualitas pada agama 1980an - 21.

Dalam hal ini, ketika peristiwa terjadi, gereja menjadi bagian dari aspek kehidupan  masyarakat yang memiliki moral dan etika atau tidak terhadap kehidupan mereka saat ini. Kehidupan seperti itu, memang memiliki rasa malu terhadap manusia itu sendiri dengan aspek kehidupan mereka di masa lalu, siapa mereka? dan bagaimana mereka hidup.

Kehidupan sosial yang berdampak pada mental manusia, dan kehidupan yang baik memang berasal dari kehidupan budaya yang melekat pada perjuangan kelas, kelas sosial, dan aspek budaya yang diterima sebagai dampak dari pergolakan politik para elit politik, untuk mengakses sumber daya manusia, dan pajak di masyarakat.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close