Spritualitas Orang Muda, Gaya Hidup Sesuai Dengan Kondisi Ekonomi Seksualitas

10/07/2021

Berbagai hal terkait suatu kelas sosial, akan berada pada persoalan gaya hidup terutama pada masyarakat muda saat ini. Dengan berbagai pengamatan misalnya, tampak dengan aspek kebudayaan sosial mereka. 

Dalam lingkungan pergaulan yang jelas bagaimana suatu kehidupan menjadi bagian dari aspek perubahan bagi mereka memahami bagaimana mereka hidup di lingkungan rumah tangga, pendidikan, dan kesehatan yang diraih.

Guna mencapai hal itu juga, bagaimana mereka hidup dengan kebudayaan sosial yang menjelaskan bagaimana mereka hidup dengan aspek gaya hidup sosial politik mereka dengan status mereka miliki guna menghasilkan berbagai sistem ekonomi, politik melalui pergaulan.

Selama berada di Pontianak misalnya, jelas bagaimana mereka hidup dengan lingkungan mereka saat ini misalnya, bagaimana suatu pergaulan muda gaya hidup meraih kelas sosial, baik menjadi dokter, pendidik dan jelas bagaimana hasil genetika mereka hasilkan dariu Batak - Dayak dan Jawa (Pontianak) misalnya dari moralitas mereka sebagai Orang Indonesia, untuk membayar ongkos gaya hidup mereka.

Ketika hal ini dijelaskan bagaimana suatu Negara maju, dapat dipahami jelas bagaimana proses perkembangan manusia dengan standar lokal yang masih jauh dengan aspek kehidupan seksualitas mereka, tentunya pembangunan manusia menjadi tren pada gaya hidup mereka saat ini.

Kehidupan seksualitas, yang sedikit ngotot pada marga Sihombing (Jawa – Marpaung) jelas bagaimana mereka hidup dengan kehidupan mereka yang penuh dengan rekayasa sosial, dan kelas sosial yang ingin dimasuki jelas bagaimana mereka hidup dengan moralitas mereka untuk berseksualitas, jelas seperti traktir, nongkrong bagaimana orangtua itu menyediakan ekonomi anak-anak mereka untuk itu dengan tulus setidaknya.

Tetapi, pada nyatanya tanpa menyadari akan keberadaan mereka selama hidup sebagai orang Indonesia, dengan drama kehidupan  mereka buat guna mengundang simpati banyak orang, pada profesi mereka sebagai pendidik dan dokter, tentunya merupakan gaya hidup orang tua mereka di masa lalu, dengan status kelas sosial.

Dengan hasil seksualitas mereka buat, dari buah mereka tentunya pada aspek kesehatan telah berbeda saat ini, penghacuran pada ilmu kedokteran dan pendidikan serta hukum ( Indonesia ), dan spritualitas politik memang sudah dilakukan oleh orang Batak pada masa Kolonial Belanda dan berlanjut pada revolusi mental dan industri, dan penyesalan kehidupan orang tua mereka pada pendidikan.

Suatu pengalaman memahami mereka pada periode Gubernur 2008-21 di Pontianak Kalimantan Barat, berbeda dengan di DKI Jakarta Anies Baswedan selama politik seksualitas mereka terapkan, dan ekonomi yang mereka hasilkan dari budaya Tionghoa – Jawa – Batak – Melayu – Dayak, baik itu murni dan hasil asimilasi budaya mereka. Hingga hilangh budaya malu mereka sebagai orang Lokal, Indonesia.

0 comments

Daily Journal

Recent Posts Widget
close